Senin, 12 Maret 2012

[Ficlet] Merried?


Married?

Kim Taeyeon – Park Jung Soo/Leeteuk
PG-15-rated | Romance/General/Family
Kim Hyeon Ni (@IMAGINEntin) plot | Characters belong their god and themselves


`````

—“Andwae! Aku belum siap! Kita belum lama menjalin kasih. Kenapa harus secepat ini?”
.
***
.
Pandangan Leeteuk tak sedikitpun beralih. Dia hanya menatap gadis cantik dengan balutan gaun putih selutut tanpa lengan. Dia terlihat cantik sekali. Leeteuk sama sekali tidak menyangka jadinya akan begini. Semua terjadi sepihak dengan pemikirannya. Ya, sejujurnya Leeteuk juga tidak keberatan—secara Leeteuk sangat mencintai gadis itu. Tapi dia masih belum siap.
.
.
“Kim Taeyeon, would you be my girlfriend? Maaf, aku bukan tipikal laki-laki yang romantis. Aku hanya laki-laki biasa yang mencintaimu, Taeyeon-ah. Bagaimana denganmu?”
“Aku juga mencintaimu, Leeteuk-ssi.”
“Jinjja?”
Taeyeon mengangguk. Leeteuk memeluk Taeyeon, “Gomawoyo.”
“Ne cheonma, oppa.” Taeyeon membalas pelukan Leeteuk.
***
Taeyeon menggenggam erat tangan Leeteuk. Dia benar-benar gugup kali ini. bagaimana tidak gugup? Dia akan bertemu dengan orang tua Leeteuk, atas perintah ibu Leeteuk sendiri. Dia ingin melihat kekasih yang selalu di bangga-banggakan anaknya—Leeteuk, katanya.
Leeteuk tersenyum melihat tingkah Taeyeon. Benar-benar lucu! Biasanya dia selalu sok berani bila sedang berhadapan dengan sesuatu. Tapi kali ini? Haha, seperti bukan Taeyeon saja.
Leeteuk mengelus rambut Taeyeon lembut, “Jangan gugup, cagiya~ orangtuaku tidak akan menggigitmu!” Leeteuk tertawa pelan.
“Ya! Kau jangan menertawakanku!” Taeyeon memukul lengan Leeteuk.
Leeteuk makin meledak. Taeyeon mengerucutkan bibirnya. Lucu sekali.
“Ah, ayo kita masuk. Eomma ku sudah menunggumu tahu! Jangan gugup, ok?” Leeteuk meyakinkan Taeyeon. Taeyeon mengangguk ragu.
Leeteuk menggenggam tangan Taeyeon lalu menuntunnya masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, sudah ada kedua orangtua Leeteuk dan kakak perempuannya.
“Annyeong,” Taeyeon membungkukkan badannya.
“Ah, annyeong. Gadis inikah yang akan kau kenalkan pada kami, Leeteuk-ah?” tanya ayah Leeteuk alih-alih membetulkan letak kacamatanya.
“Ya, appa.”
Taeyeon meremas tangannya sendiri. “Omona, tolong aku!” jerit Taeyeon dalam hati.
“Siapa namamu gadis cantik?” tanya ibu Leeteuk lembut.
“…Ta-Taeyeon, Kim Taeyeon. Ahjjuma.”
“Ah, jangan gugup seperti itu dong Taeyeon-ah. Dan, panggil aku eomma. Nde?” pinta ibu Leeteuk.
Taeyeon terkesiap. Dia tidak tahu harus menajawab apa. Ini terlalu mengejutkan.
“Leeteuk! Kau mau membiarkan Taeyeonnie berdiri sampai kapan? Ajak dia duduk dong! Kau ini?!” suruh Park Inyoung, kakak Leeteuk.
“Ya, aku tahu nuna!” jawab Leeteuk malas. “Ayo, duduk Taeng.” Leeteuk menyuruh Taeyeon duduk disampingnya.
“Taeyeon, Apakah kau anak dari Kim Daejong?” tanya ayah Leeteuk.
“Ne, ahjussi.”
“Ya, Taeyeon-ah. Panggil aku appa, ok? Appamu adalah teman baikku dulu. Kami selalu bermain bersama sewaktu masih muda dulu. Apakah kau bisa memberi tahu appamu, kalau aku ingin bertemu dengannya?” kata ayah Leeteuk lembut.
Taeyeon menfgigit bibirnya. “Nee, ahju—ah, appa.”
Ayah Leeteuk tersenyum puas.
“Taeyeonnie. Kau benar-benar mencintai Jungsoo? Padahal dia namja yang jelek sekali. Harusnya kau pikir-pikir seribu kali dulu sebelum menerima pernyataan cintanya. Kalau kau tahu, Jungsoo sewaktu kecil itu seperti apa. Aku yakin, habis ini kau akan memutuskannya. Dia kan—”
“Ya, nuna! Tutup mulutmu!” Leeteuk membungkam mulut kakaknya. Inyoung berontak. Lalu, digigitnya tangan Leeteuk.
“AWW! Ya, nuna!!” teriak Leeteuk, marah.
“Sudah, sudah, kalian ini! kalian tidak sadar kalau masih ada tamu. Taeyeon-ah, harap maklum dengan kelakuan kakak beradik ini! Mereka memang masih anak-anak!” ujar ibu Leeteuk dan Inyoung.
Taeyeon terkikik. Sedangkan, Leeteuk dan Inyoung saling membuang muka.
***
“MWO? Andwae! Aku tidak mau appa!” tolak Taeyeon tegas.
“Tapi, Taeyeon-ah. Appa, sudah membicarakannya dengan kedua orangtua Leeteuk, dan mereka setuju-setuju saja dengan rencana appa. Lusa, kau akan menikah.”
“Andwae! Aku belum siap! Kita belum lama menjalin kasih. Kenapa harus secepat ini?” Taeyeon terus mencoba menyangkal.
“Kau harus menyetujuinya, Taeyeon-ah. Semuanya sudah dipersiapkan. Kau tinggal menunggu hari H-nya saja,” kata ibu Taeyeon tenang.
Taeyeon mendesah. Sebisa mungkin dia menyangkalnya, itu hanya akan berujung kesia-siaan saja. Kedua orangtuanya ini memang tidak pernah toleran dengan keputusan yang telah ditetapkan sendiri oleh mereka.
.
Tak jauh berbeda dengan kediaman keluarga Kim, kediaman keluarga Park diselimuti atmosfer yang sama. Berkali-kali Leeteuk menolak, tapi sama saja dengan Taeyeon. Usahanya hanya membuang-buang tenaga saja!
Leeteuk menghempaskan tubuhnya di sofa. Melipat kedua tangannya di depan dada. Pikirannya penuh kali ini. Kenapa harus lusa? Tidak bisakah satu tahun lagi, atau setengah tahun lagi? Yang pasti tidak lusa, itu terlalu cepat!
Leeteuk beralih ke ponselnya. Mengetik beberapa digit angka yang sudah ia hapal—diluar kepala. Lantas dia memencet tombol hijau di ponslenya.
“Yoboseo Taeng-ah. Kau sudah dengar? Ottohkae? Aku belum siap, Taeng-ah. Tapi bagaimana lagi? Aku sudah mencoba menyangkalnya. Tapi sama saja. Mereka tidak mengindahkan sangkalanku. Oh, okelah. Ya, annyeong Taeng~”
“Jungsoo!” Inyoung mengagetkan Leeteuk.
“Ya, nuna! Kau tidak bisa sekali saja tidak menggangguku?!” kesal Leeteuk. Inyoung tertawa melihat wajah adiknya yang kusut sekali.
“Aku tahu kau sangat tertekan dengan keputusan appa dan eomma. Tapi, itulah jalan hidupmu Jungsoo-ya. Kau harus menjalaninya dengan suka cita. Ok? Senyum dong. Kau jadi tambah jelek jika seperti itu!” Inyoung mengelus rambut Leeteuk dengan sayang. Sebenarnya dia kasihan juga dengan adiknya. Dia masih muda, tapi malah dipaksa menikah dulu. Jelas-jelas dirinya saja belum menikah. Adiknya?
.
.
“Leeteuk, cepat kau bersiap-siap. Kau tidak lihat, Taeyeon sudah siap disana. Kau malah diam melamun tidak jelas seperti ini?!” perintah Inyoung.
“Ya, nuna. Aku akan segera bersiap.”
Leeteuk melihat pantulan dirinya di depan cermin. Sudah rapi. Tuxedo putih, dengan dasi kupu-kupu melekat di tubuhnya. Leeteuk mendesah, semoga saja semua akan berjalan tanpa ada kendala sedikitpun.
Leeteuk sudah siap di altar. Dilihatnya Taeyeon berjalan dengan tangan melingkar di lengan ayahnya—menuju ke tempat Leeteuk berada. Taeyeon berdiri berhadapan dengan Leeteuk. Canggung menggerayangi mereka berdua. Perlahan tapi pasti, Leeteuk menggenggam kedua tangan Taeyeon.
Setelah mengucapkan janji setia. Pastor menyuruh mempelai laki-laki untuk mencium mempelai perempuan.
Leeteuk mencium bibir Taeyeon lembut. Lantas memeluk Taeyeon. “Gomawo, cagiya~”
***
.
Memang pernikahan mereka berdua terkesan seperti pemaksaan. Keputusan sepihak. Tapi itu tidak membuat hubungan mereka kandas di tengah jalan. Mereka melalui hari-hari mereka sebagai keluarga dengan suka cita. Kerikil sekecilpun tak akan bisa menggoyahkan pertahanan mereka.


END


| Nb: Jarak dua titik; flashback |

0 komentar:

Posting Komentar