Married?
Kim Taeyeon –
Park Jung Soo/Leeteuk
PG-15-rated | Romance/General/Family
Kim Hyeon Ni
(@IMAGINEntin) plot | Characters belong their god
and themselves
`````
—“Andwae! Aku
belum siap! Kita belum lama menjalin kasih. Kenapa harus secepat ini?”
***
.
Pandangan
Leeteuk tak sedikitpun beralih. Dia hanya menatap gadis cantik dengan balutan
gaun putih selutut tanpa lengan. Dia terlihat cantik sekali. Leeteuk sama
sekali tidak menyangka jadinya akan begini. Semua terjadi sepihak dengan
pemikirannya. Ya, sejujurnya Leeteuk juga tidak keberatan—secara Leeteuk sangat
mencintai gadis itu. Tapi dia masih belum siap.
.
.
“Kim Taeyeon,
would you be my girlfriend? Maaf, aku bukan tipikal laki-laki yang romantis.
Aku hanya laki-laki biasa yang mencintaimu, Taeyeon-ah. Bagaimana denganmu?”
“Aku juga
mencintaimu, Leeteuk-ssi.”
“Jinjja?”
Taeyeon
mengangguk. Leeteuk memeluk Taeyeon, “Gomawoyo.”
“Ne cheonma,
oppa.” Taeyeon membalas pelukan Leeteuk.
***
Taeyeon
menggenggam erat tangan Leeteuk. Dia benar-benar gugup kali ini. bagaimana
tidak gugup? Dia akan bertemu dengan orang tua Leeteuk, atas perintah ibu
Leeteuk sendiri. Dia ingin melihat kekasih yang selalu di bangga-banggakan anaknya—Leeteuk,
katanya.
Leeteuk
tersenyum melihat tingkah Taeyeon. Benar-benar lucu! Biasanya dia selalu sok
berani bila sedang berhadapan dengan sesuatu. Tapi kali ini? Haha, seperti
bukan Taeyeon saja.
Leeteuk mengelus
rambut Taeyeon lembut, “Jangan gugup, cagiya~ orangtuaku tidak akan
menggigitmu!” Leeteuk tertawa pelan.
“Ya! Kau jangan
menertawakanku!” Taeyeon memukul lengan Leeteuk.
Leeteuk makin
meledak. Taeyeon mengerucutkan bibirnya. Lucu sekali.
“Ah, ayo kita
masuk. Eomma ku sudah menunggumu tahu! Jangan gugup, ok?” Leeteuk meyakinkan
Taeyeon. Taeyeon mengangguk ragu.
Leeteuk menggenggam
tangan Taeyeon lalu menuntunnya masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, sudah ada
kedua orangtua Leeteuk dan kakak perempuannya.
“Annyeong,”
Taeyeon membungkukkan badannya.
“Ah, annyeong.
Gadis inikah yang akan kau kenalkan pada kami, Leeteuk-ah?” tanya ayah Leeteuk
alih-alih membetulkan letak kacamatanya.
“Ya, appa.”
Taeyeon meremas
tangannya sendiri. “Omona, tolong aku!” jerit Taeyeon dalam hati.
“Siapa namamu
gadis cantik?” tanya ibu Leeteuk lembut.
“…Ta-Taeyeon,
Kim Taeyeon. Ahjjuma.”
“Ah, jangan
gugup seperti itu dong Taeyeon-ah. Dan, panggil aku eomma. Nde?” pinta ibu
Leeteuk.
Taeyeon
terkesiap. Dia tidak tahu harus menajawab apa. Ini terlalu mengejutkan.
“Leeteuk! Kau
mau membiarkan Taeyeonnie berdiri sampai kapan? Ajak dia duduk dong! Kau ini?!”
suruh Park Inyoung, kakak Leeteuk.
“Ya, aku tahu
nuna!” jawab Leeteuk malas. “Ayo, duduk Taeng.” Leeteuk menyuruh Taeyeon duduk
disampingnya.
“Taeyeon, Apakah
kau anak dari Kim Daejong?” tanya ayah Leeteuk.
“Ne, ahjussi.”
“Ya, Taeyeon-ah.
Panggil aku appa, ok? Appamu adalah teman baikku dulu. Kami selalu bermain
bersama sewaktu masih muda dulu. Apakah kau bisa memberi tahu appamu, kalau aku
ingin bertemu dengannya?” kata ayah Leeteuk lembut.
Taeyeon
menfgigit bibirnya. “Nee, ahju—ah, appa.”
Ayah Leeteuk
tersenyum puas.
“Taeyeonnie. Kau
benar-benar mencintai Jungsoo? Padahal dia namja yang jelek sekali. Harusnya
kau pikir-pikir seribu kali dulu sebelum menerima pernyataan cintanya. Kalau
kau tahu, Jungsoo sewaktu kecil itu seperti apa. Aku yakin, habis ini kau akan
memutuskannya. Dia kan—”
“Ya, nuna! Tutup
mulutmu!” Leeteuk membungkam mulut kakaknya. Inyoung berontak. Lalu, digigitnya
tangan Leeteuk.
“AWW! Ya,
nuna!!” teriak Leeteuk, marah.
“Sudah, sudah,
kalian ini! kalian tidak sadar kalau masih ada tamu. Taeyeon-ah, harap maklum
dengan kelakuan kakak beradik ini! Mereka memang masih anak-anak!” ujar ibu
Leeteuk dan Inyoung.
Taeyeon terkikik.
Sedangkan, Leeteuk dan Inyoung saling membuang muka.
***
“MWO? Andwae!
Aku tidak mau appa!” tolak Taeyeon tegas.
“Tapi,
Taeyeon-ah. Appa, sudah membicarakannya dengan kedua orangtua Leeteuk, dan
mereka setuju-setuju saja dengan rencana appa. Lusa, kau akan menikah.”
“Andwae! Aku
belum siap! Kita belum lama menjalin kasih. Kenapa harus secepat ini?” Taeyeon
terus mencoba menyangkal.
“Kau harus
menyetujuinya, Taeyeon-ah. Semuanya sudah dipersiapkan. Kau tinggal menunggu
hari H-nya saja,” kata ibu Taeyeon tenang.
Taeyeon mendesah.
Sebisa mungkin dia menyangkalnya, itu hanya akan berujung kesia-siaan saja.
Kedua orangtuanya ini memang tidak pernah toleran dengan keputusan yang telah
ditetapkan sendiri oleh mereka.
.
Tak jauh berbeda
dengan kediaman keluarga Kim, kediaman keluarga Park diselimuti atmosfer yang
sama. Berkali-kali Leeteuk menolak, tapi sama saja dengan Taeyeon. Usahanya
hanya membuang-buang tenaga saja!
Leeteuk
menghempaskan tubuhnya di sofa. Melipat kedua tangannya di depan dada.
Pikirannya penuh kali ini. Kenapa harus lusa? Tidak bisakah satu tahun lagi,
atau setengah tahun lagi? Yang pasti tidak lusa, itu terlalu cepat!
Leeteuk beralih
ke ponselnya. Mengetik beberapa digit angka yang sudah ia hapal—diluar kepala.
Lantas dia memencet tombol hijau di ponslenya.
“Yoboseo
Taeng-ah. Kau sudah dengar? Ottohkae? Aku belum siap, Taeng-ah. Tapi bagaimana
lagi? Aku sudah mencoba menyangkalnya. Tapi sama saja. Mereka tidak
mengindahkan sangkalanku. Oh, okelah. Ya, annyeong Taeng~”
“Jungsoo!”
Inyoung mengagetkan Leeteuk.
“Ya, nuna! Kau tidak
bisa sekali saja tidak menggangguku?!” kesal Leeteuk. Inyoung tertawa melihat
wajah adiknya yang kusut sekali.
“Aku tahu kau
sangat tertekan dengan keputusan appa dan eomma. Tapi, itulah jalan hidupmu
Jungsoo-ya. Kau harus menjalaninya dengan suka cita. Ok? Senyum dong. Kau jadi
tambah jelek jika seperti itu!” Inyoung mengelus rambut Leeteuk dengan sayang.
Sebenarnya dia kasihan juga dengan adiknya. Dia masih muda, tapi malah dipaksa
menikah dulu. Jelas-jelas dirinya saja belum menikah. Adiknya?
.
.
“Leeteuk, cepat
kau bersiap-siap. Kau tidak lihat, Taeyeon sudah siap disana. Kau malah diam
melamun tidak jelas seperti ini?!” perintah Inyoung.
“Ya, nuna. Aku
akan segera bersiap.”
Leeteuk melihat
pantulan dirinya di depan cermin. Sudah rapi. Tuxedo putih, dengan dasi
kupu-kupu melekat di tubuhnya. Leeteuk mendesah, semoga saja semua akan
berjalan tanpa ada kendala sedikitpun.
Leeteuk sudah
siap di altar. Dilihatnya Taeyeon berjalan dengan tangan melingkar di lengan
ayahnya—menuju ke tempat Leeteuk berada. Taeyeon berdiri berhadapan dengan
Leeteuk. Canggung menggerayangi mereka berdua. Perlahan tapi pasti, Leeteuk menggenggam
kedua tangan Taeyeon.
Setelah
mengucapkan janji setia. Pastor menyuruh mempelai laki-laki untuk mencium
mempelai perempuan.
Leeteuk mencium
bibir Taeyeon lembut. Lantas memeluk Taeyeon. “Gomawo, cagiya~”
***
.
Memang
pernikahan mereka berdua terkesan seperti pemaksaan. Keputusan sepihak. Tapi
itu tidak membuat hubungan mereka kandas di tengah jalan. Mereka melalui
hari-hari mereka sebagai keluarga dengan suka cita. Kerikil sekecilpun tak akan
bisa menggoyahkan pertahanan mereka.
END
| Nb: Jarak dua titik; flashback |




0 komentar:
Posting Komentar