Secret Mission
#1
Cast: Dennis Park / Park Jung Soo
Aiden
Lee / Lee Donghae
Vincent
Lee / Lee Sungmin
Joshua
Han / Hangeng
Spencer
Lee / Lee Eunhyuk
Other cast: Kim
Taeyeon, Jessica Jung, Lee Sunny, Choi Sooyoung, Kim Hyohyeon, Kim Kyuhyun
(Taeyeon brother)
Cameo: member
Super Junior and SNSD
Genre: Action,
Romance.
Rating:
PG-15/NC-17
Author: Kim
Hyeon Ni (@IMAGINEntin)
a/n: jangan
salah paham dulu. Ratingnya memang NC, tapi bukan berarti NC harus yadong kan?
NC disini tentang kekerasan. Dan, maaf marga Kyuhyun aku ganti, soalnya dalam
cerita Kyuhyun dongsaeng-nya Taeyeon :)
``````
Part
1
“Ya! Apa yang
kau lakukan di kamarku, Kyu?!” teriak yeoja mungil sambil berkacak pinggang
melihat pemandangan yang tak biasa di depannya.
“Eumhh. Noona,
jangan berisik!”
“Ireona! Jangan
tidur di kamarku! KYUHYUN!!!” yeoja mungil itu memukul namja yang sedang
tertidur di ranjangnya dengan guling.
“YA! Noona jamkkanman,
aku mengantuk. Tidak bisakah kau mengunci mulutmu yang berisik itu? Jaljjayo,
noona,” namja itu memeluk guling yang tadi telah memukulnya, dengan perantaraan
yeoja mungil itu tentunya.
“Kyuhyuuunnn….
Ireona!!!!”
“Ya! Aku bangun.
Huh, noona kau berisik sekali,” gerutu namja yang bernama Kyuhyun sembari
bangun dari tidurnya.
“Jangan tidur di
kamarku! Aku tak mau bantalku ternodai dengan air liurmu!”
Kyuhyun—namja
itu—mencibir, “Cih bantal jelek aja dibanggain!”
“YA! APA KAU
BILANG?!”
Kyuhyun segera
berlari meninggalkan kamar noonanya—yeoja mungil itu. dia tak mau terkena
pukulan maut noonanya lagi. Karena itu sangat menyakitkan. Kyuhyun tak
henti-hentinya mengumpat dengan kelakuan noonanya yang tidak
ber-pe-ri-ke-ma-nu-sia-an itu!
***
Di sebuah markas
yang terletak jauh dari keramain kota, lima laki-laki dengan serius
mendiskusikan sesuatu. Dari mimik wajah mereka terlihat sangat serius. Entah
apa yang mereka bicarakan, tapi yang pasti mereka membicarakan sesuatu yang
sangat penting.
“Lalu bagaimana?
Tidak mungkin kita mulai dari situ!”
“Hanya ini
alternative yang beresiko kecil. Tidak ada banyak pilihan lain!”
“Ayolah Dennis,
itu tak mungkin! Kenapa aku harus kembali ke masa menyebalkan itu! Ayolah,
disana tidak ada gadis-gadis dewasa yang sexi. Pemandangan yang tidak
menyenangkan!” kata Spencer yang mendapatkan tatapan membunuh dari Dennis.
“Ya, kau
Spencer! Di otakmu itu hanya wanita sexi saja! Tugas kita lebih penting
daripada mengurusi hasrat playboy-mu itu!” Dennis membuka berkas-berkas yang
ada di meja. “Baiklah, yang harus kita lanjutkan selanjutnya adalah…..
***
“Ah, sial kenapa
harus hujan sih!” gerutu yeoja mungil sambil mengedarkan pandangannya mencari
keberadaan bus.
“Taeyeon-ah,
Taeyeon-ah.”
Yeoja mungil itu
menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya. Terlihat yeoja berambut blonde
sedang berlari ke halte dimana dia berada.
“Ah,
Jessica-ya.”
“Aigo, Taeng.
Bagaimana ini? kita hampir telat. Kemana sih bus-nya? Kok belum datang. Ayolah
ottohkae? Kita bisa terlambat!” gelisah Jessica. Taeyeon—yeoja mungil itu—hanya
mengendikkan bahu.
“Ottohkae? Mana
hujan lagi. Aahh, nantikan ada ulangan!” Jessica mondar-mandir sambil
mengacak-ngacak rambut blondenya.
Taeyeon hanya
memperhatikan tingkah sahabatnya yang tidak jelas itu. Dia jadi ingin tertawa
melihatnya. Tingkah sahabatnya itu sangatlah lucu.
“Waeyeo Taeng,
kau sudah tidak waras lagi ya? Kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya Jessica
sembari memincingkan matanya.
“Ya, apa kau
bilang! Aku masih waras tau! Ah, itu bus-nya sudah datang! Kajja, kau tidak mau
terlambat kan?”
“Nee.”
Taeyeon dan
Jessica pun berlari kearah tempat bus berhenti. Hujan yang masih mengguyur kota
Seoul pagi hari, membuat mereka sedikit basah. Bus pun berjalan, membawa kedua
yeoja itu ke sekolah.
***
“Ah, sepertinya
disini tidak buruk!” Vincent mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah
barunya.
“Ya, tidak
buruk. Tapi kenapa kita harus kembali menikmati masa-masa Senior High School
lagi?” kata Aiden kesal.
“Sudahlah!
Kalian jangan banyak protes! Disini, kalian harus bisa menutupi rahasia kita
agar tak ada siapapun yang mengetahuinya! Jangan sekali-kali menggunakan nama
asli kita. Kita disini menyamar! Gelagat kalian jangan mencurigakan, dan
berhati-hatilah. Kecerobohan sekecilpun akan membuat bencana besar bagi kita.
Mengerti?!” jelas Dennis.
“Mengerti,” koor
Aiden, Vincent, Joshua, dan Spencer bersamaan. Mereka berlima pun akhirnya
berpisah.
Inilah awal baru
bagi mereka berlima. Mulai memakai topeng, untuk menutupi rahasia mereka.
Mengerjakan missi yang harus mereka kerjakan, karena tuntutan pekerjaan. Mau
tidak mau, mereka harus melakukannya. Tidak ada kuasa untuk mengelak. Resikopun
mereka juga yang harus menanggungnya. Tapi inilah pekerjaan mereka. Mereka hidup,
untuk melakukan sebuah missi. Mereka mati, jika missi itu gagal!
***
Sunny
mendengarkan lagu dari ipod-nya. Earphone menjuntai di kedua telingannya. Dia
ikut bersenandung. Sesekali kepalannya mengikuti irama lagu yang ia dengarkan.
BUKK
“Mianhamnida,
jeongmal mianhamnida, aku tidak sengaja,” Sunny menundukkan kepalannya
berkali-kali lantas membantu orang yang baru saja ia tabrak.
“Ah, gwenchana.”
“Kau murid baru
ya? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya?” tanya Sunny.
Orang itu
mengangguk, “Ne. Eumm, kau tahu dimana kelas 2.3?”
Mata Sunny
melebar, “Wah kau siswa baru di kelas 2.3 ya? Kebetulan sekali kalau itu
kelasku. bagaimana kalau kita ke kelas bersama saja? Oh ya siapa namamu?”
“Arraseo. Nae
Sungmin, Lee Sungmin imnida. Neo?”
“Lee Sunkyu,
tapi kau harus memanggilku Sunny. Nde? Baiklah sudah hampir bel, ayo kita ke
kelas!” ajak Sunny. Sungmin pun mengangguk dan mengikuti Sunny yang berjalan
duluan. Sunny banyak memperkenalkan tempat-tempat yang ada di sekolah kepada
Sungmin. Meski Sungmin sebenarnya tidak peduli, tapi dia peduli kepada yeoja
mungil yang tadi menabraknya itu.
***
Taeyeon dan
Jessica memasuki kelas bersamaan, lantas menunju bangku mereka yang ada di
deretan paling belakang. Taeyeon menatap namja yang duduk bersebrangan dengan
bangkunya. Siapa namja ini? Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya, batinnya.
“Annyeong
haseyo, kau murid baru ya?” Taeyeon menyapa namja itu.
Namja itu
menatap Taeyeon sekilas, lantas kembali pada aktivitasnya lagi. Taeyeon yang
merasa diabaikan pun mencibir lantas melihat apa yang di kerjakan namja itu.
“Apa
lihat-lihat?!”
“Eh?” Taeyeon
kembali ke posisi semula dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
Namja itu
menatap Taeyeon. Dia berdecak, lantas kemudian berdiri meninggalkan Taeyeon
yang masih terbengong-bengong dengan sikap namja itu.
“Taeng, waeyo?”
tanya Jessica sambil menepuk pundak Taeyeon.
“Ah, gwenchana.”
“Siapa namja
itu?”
Taeyeon
mengangak bahu, lalu duduk di bangkunya. Menelungkupkan kepalanya di meja
dnegan kedua tangannya.
‘Siapa sih namja
itu. Kenapa dia ketus sekali, padahal aku hanya ingin berkenalan saja
dengannya. Apa itu salah?’ batin Taeyeon. Sudah menjadi kebiasaan. Jika Taeyeon
sedang kesal, pasti dia menelungkupkan kepalanya.
***
“Bagaimana
dengan hari baru kalian?” tanya Aiden kepada Dennis dan Vincent. Pasalnya
Aiden, Spencer, dan Joshua tetap tinggal di markas mereka. Tidak mungkin mereka
bersamaan memulai hari baru mereka. Akan timbul kecurigaan-kecurigaan dan
terbongkarlah rahasia mereka.
“Nothing
special!” Dennis menghempaskan tubuhnya di sofa. Dengan berbantalkan kedua lengannya
dia memejamkan mata.
“Sepertinya
menyenangkan,” jawab Vincent.
“Benarkah? Kau
pasti bercanda!” kata Aiden tak percaya.
“Aku tak
berbohong!” tegas Vincent.
“Ah aku tahu.
Kau pasti bertemu dengan wanita Korea yang cantik, kan? Yaahh, jadi tipemu sekarang
wanita kecil yang tidak sexi ya, Vincent?” celetuk Spencer. Seketika itu juga
pukulan melayang mengenai kepala Spencer. “Ya, kau! Kenapa kau memukulku?”
Spencer menatap Vincent sebal.
“Salah sendiri,
kau mengarang yang tidak-tidak tentangku!” kata Vincent, kemudian dia pergi
meninggalkan teman-temannya yang berkumpul di ruang tengah.
“Ada apa
dengannya?” tanya Joshua. Yang lainnya hanya mengangkat bahu. Joshua pun tidak
memikirkannya lagi, dan kembali fokus pada layar laptop-nya.
***
“Kau sudah ada di tempat? Oke, perhatikan
gerak-gerik mereka! Jangan sampai kau kehilangan informasi sekecilpun!”
Lelaki itu
menutup sambungan telephonenya, lantas berlari ke suatu tempat. Pistol ada di
tangannya. Tak lupa, dia memakai masker agar identitasnya tidak terbuka.
Tit.. tit..
tit..
Suara alat
pendekteksi jejak. Lelaki itu mengerutkan keningnya. Kenapa bisa seperti ini?!
“Shitt!”
umpatnya.
“Spencer! Cepat
kembali ke tempat semula! Ada yang mencurigai keberadaan kita. Lari! Cari
Joshua dan bawa dia ke tempat semula. Cepat!”
Lelaki itu
meninggalkan tempat dimana dia berada, dengan hati-hati. Tidak ingin
keberadaannya di ketahui seseorang. Bila itu terjadi gagalah tugas mereka!
“Ada apa?” tanya
Aiden yang berjaga di balik semak-semak.
“Ada yang
mencurigai keberadaan kita!” jawab Dennis, lelaki itu.
“WHAT? Lalu kita
harus bagaimana?”
“Kita terpaksa
menghandel penyelidikkan kita kali ini. Kita lakukan lain hari. Dimana mereka?”
Dennis mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Spencer, Joshua, dan
Vincent.
“Mereka belum
kembali!” jawab Aiden seadanya.
Dennis was-was.
Dia benar-benar khawatir dengan keberadaan sahabat sekaligus rekan kerjanya
itu.
Kresk… kresk…
Dennis dan Aiden
menoleh kearah sumber suara itu. Mereka berdua menegang. Siapa itu yang datang?
TBC!
Huwaaa FF action
pertamanku! Gagal! Gagal! Omona, mianhamnida. Jeongmal mianhamnida. Setelah
dipikir-pikir, tingkat imajinasiku tidak setinggi yang aku bayangkan! Huwaa
KRITIK dan SARANNYA dong! Butuh banget nih.
Gamshahamnida
buat yang udah baca J
0 komentar:
Posting Komentar