Kamis, 23 Februari 2012

[Chapter] Secret Mission #1


Secret Mission #1

Cast:    Dennis Park / Park Jung Soo
Aiden Lee / Lee Donghae
Vincent Lee / Lee Sungmin
Joshua Han / Hangeng
Spencer Lee / Lee Eunhyuk
Other cast: Kim Taeyeon, Jessica Jung, Lee Sunny, Choi Sooyoung, Kim Hyohyeon, Kim Kyuhyun (Taeyeon brother)
Cameo: member Super Junior and SNSD
Genre: Action, Romance.
Rating: PG-15/NC-17
Author: Kim Hyeon Ni (@IMAGINEntin)
a/n: jangan salah paham dulu. Ratingnya memang NC, tapi bukan berarti NC harus yadong kan? NC disini tentang kekerasan. Dan, maaf marga Kyuhyun aku ganti, soalnya dalam cerita Kyuhyun dongsaeng-nya Taeyeon :)

NO BASHING! Calm is beautiful!
``````
Part 1

“Ya! Apa yang kau lakukan di kamarku, Kyu?!” teriak yeoja mungil sambil berkacak pinggang melihat pemandangan yang tak biasa di depannya.
“Eumhh. Noona, jangan berisik!”
“Ireona! Jangan tidur di kamarku! KYUHYUN!!!” yeoja mungil itu memukul namja yang sedang tertidur di ranjangnya dengan guling.
“YA! Noona jamkkanman, aku mengantuk. Tidak bisakah kau mengunci mulutmu yang berisik itu? Jaljjayo, noona,” namja itu memeluk guling yang tadi telah memukulnya, dengan perantaraan yeoja mungil itu tentunya.
“Kyuhyuuunnn…. Ireona!!!!”
“Ya! Aku bangun. Huh, noona kau berisik sekali,” gerutu namja yang bernama Kyuhyun sembari bangun dari tidurnya.
“Jangan tidur di kamarku! Aku tak mau bantalku ternodai dengan air liurmu!”
Kyuhyun—namja itu—mencibir, “Cih bantal jelek aja dibanggain!”
“YA! APA KAU BILANG?!”
Kyuhyun segera berlari meninggalkan kamar noonanya—yeoja mungil itu. dia tak mau terkena pukulan maut noonanya lagi. Karena itu sangat menyakitkan. Kyuhyun tak henti-hentinya mengumpat dengan kelakuan noonanya yang tidak ber-pe-ri-ke-ma-nu-sia-an itu!
***
Di sebuah markas yang terletak jauh dari keramain kota, lima laki-laki dengan serius mendiskusikan sesuatu. Dari mimik wajah mereka terlihat sangat serius. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi yang pasti mereka membicarakan sesuatu yang sangat penting.
“Lalu bagaimana? Tidak mungkin kita mulai dari situ!”
“Hanya ini alternative yang beresiko kecil. Tidak ada banyak pilihan lain!”
“Ayolah Dennis, itu tak mungkin! Kenapa aku harus kembali ke masa menyebalkan itu! Ayolah, disana tidak ada gadis-gadis dewasa yang sexi. Pemandangan yang tidak menyenangkan!” kata Spencer yang mendapatkan tatapan membunuh dari Dennis.
“Ya, kau Spencer! Di otakmu itu hanya wanita sexi saja! Tugas kita lebih penting daripada mengurusi hasrat playboy-mu itu!” Dennis membuka berkas-berkas yang ada di meja. “Baiklah, yang harus kita lanjutkan selanjutnya adalah…..
***
“Ah, sial kenapa harus hujan sih!” gerutu yeoja mungil sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan bus.
“Taeyeon-ah, Taeyeon-ah.”
Yeoja mungil itu menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya. Terlihat yeoja berambut blonde sedang berlari ke halte dimana dia berada.
“Ah, Jessica-ya.”
“Aigo, Taeng. Bagaimana ini? kita hampir telat. Kemana sih bus-nya? Kok belum datang. Ayolah ottohkae? Kita bisa terlambat!” gelisah Jessica. Taeyeon—yeoja mungil itu—hanya mengendikkan bahu.
“Ottohkae? Mana hujan lagi. Aahh, nantikan ada ulangan!” Jessica mondar-mandir sambil mengacak-ngacak rambut blondenya.
Taeyeon hanya memperhatikan tingkah sahabatnya yang tidak jelas itu. Dia jadi ingin tertawa melihatnya. Tingkah sahabatnya itu sangatlah lucu.
“Waeyeo Taeng, kau sudah tidak waras lagi ya? Kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya Jessica sembari memincingkan matanya.
“Ya, apa kau bilang! Aku masih waras tau! Ah, itu bus-nya sudah datang! Kajja, kau tidak mau terlambat kan?”
“Nee.”
Taeyeon dan Jessica pun berlari kearah tempat bus berhenti. Hujan yang masih mengguyur kota Seoul pagi hari, membuat mereka sedikit basah. Bus pun berjalan, membawa kedua yeoja itu ke sekolah.
***
“Ah, sepertinya disini tidak buruk!” Vincent mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah barunya.
“Ya, tidak buruk. Tapi kenapa kita harus kembali menikmati masa-masa Senior High School lagi?” kata Aiden kesal.
“Sudahlah! Kalian jangan banyak protes! Disini, kalian harus bisa menutupi rahasia kita agar tak ada siapapun yang mengetahuinya! Jangan sekali-kali menggunakan nama asli kita. Kita disini menyamar! Gelagat kalian jangan mencurigakan, dan berhati-hatilah. Kecerobohan sekecilpun akan membuat bencana besar bagi kita. Mengerti?!” jelas Dennis.
“Mengerti,” koor Aiden, Vincent, Joshua, dan Spencer bersamaan. Mereka berlima pun akhirnya berpisah.
Inilah awal baru bagi mereka berlima. Mulai memakai topeng, untuk menutupi rahasia mereka. Mengerjakan missi yang harus mereka kerjakan, karena tuntutan pekerjaan. Mau tidak mau, mereka harus melakukannya. Tidak ada kuasa untuk mengelak. Resikopun mereka juga yang harus menanggungnya. Tapi inilah pekerjaan mereka. Mereka hidup, untuk melakukan sebuah missi. Mereka mati, jika missi itu gagal!
***
Sunny mendengarkan lagu dari ipod-nya. Earphone menjuntai di kedua telingannya. Dia ikut bersenandung. Sesekali kepalannya mengikuti irama lagu yang ia dengarkan.
BUKK
“Mianhamnida, jeongmal mianhamnida, aku tidak sengaja,” Sunny menundukkan kepalannya berkali-kali lantas membantu orang yang baru saja ia tabrak.
“Ah, gwenchana.”
“Kau murid baru ya? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya?” tanya Sunny.
Orang itu mengangguk, “Ne. Eumm, kau tahu dimana kelas 2.3?”
Mata Sunny melebar, “Wah kau siswa baru di kelas 2.3 ya? Kebetulan sekali kalau itu kelasku. bagaimana kalau kita ke kelas bersama saja? Oh ya siapa namamu?”
“Arraseo. Nae Sungmin, Lee Sungmin imnida. Neo?”
“Lee Sunkyu, tapi kau harus memanggilku Sunny. Nde? Baiklah sudah hampir bel, ayo kita ke kelas!” ajak Sunny. Sungmin pun mengangguk dan mengikuti Sunny yang berjalan duluan. Sunny banyak memperkenalkan tempat-tempat yang ada di sekolah kepada Sungmin. Meski Sungmin sebenarnya tidak peduli, tapi dia peduli kepada yeoja mungil yang tadi menabraknya itu.
***
Taeyeon dan Jessica memasuki kelas bersamaan, lantas menunju bangku mereka yang ada di deretan paling belakang. Taeyeon menatap namja yang duduk bersebrangan dengan bangkunya. Siapa namja ini? Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya, batinnya.
“Annyeong haseyo, kau murid baru ya?” Taeyeon menyapa namja itu.
Namja itu menatap Taeyeon sekilas, lantas kembali pada aktivitasnya lagi. Taeyeon yang merasa diabaikan pun mencibir lantas melihat apa yang di kerjakan namja itu.
“Apa lihat-lihat?!”
“Eh?” Taeyeon kembali ke posisi semula dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
Namja itu menatap Taeyeon. Dia berdecak, lantas kemudian berdiri meninggalkan Taeyeon yang masih terbengong-bengong dengan sikap namja itu.
“Taeng, waeyo?” tanya Jessica sambil menepuk pundak Taeyeon.
“Ah, gwenchana.”
“Siapa namja itu?”
Taeyeon mengangak bahu, lalu duduk di bangkunya. Menelungkupkan kepalanya di meja dnegan kedua tangannya.
‘Siapa sih namja itu. Kenapa dia ketus sekali, padahal aku hanya ingin berkenalan saja dengannya. Apa itu salah?’ batin Taeyeon. Sudah menjadi kebiasaan. Jika Taeyeon sedang kesal, pasti dia menelungkupkan kepalanya.
***
“Bagaimana dengan hari baru kalian?” tanya Aiden kepada Dennis dan Vincent. Pasalnya Aiden, Spencer, dan Joshua tetap tinggal di markas mereka. Tidak mungkin mereka bersamaan memulai hari baru mereka. Akan timbul kecurigaan-kecurigaan dan terbongkarlah rahasia mereka.
“Nothing special!” Dennis menghempaskan tubuhnya di sofa. Dengan berbantalkan kedua lengannya dia memejamkan mata.
“Sepertinya menyenangkan,” jawab Vincent.
“Benarkah? Kau pasti bercanda!” kata Aiden tak percaya.
“Aku tak berbohong!” tegas Vincent.
“Ah aku tahu. Kau pasti bertemu dengan wanita Korea yang cantik, kan? Yaahh, jadi tipemu sekarang wanita kecil yang tidak sexi ya, Vincent?” celetuk Spencer. Seketika itu juga pukulan melayang mengenai kepala Spencer. “Ya, kau! Kenapa kau memukulku?” Spencer menatap Vincent sebal.
“Salah sendiri, kau mengarang yang tidak-tidak tentangku!” kata Vincent, kemudian dia pergi meninggalkan teman-temannya yang berkumpul di ruang tengah.
“Ada apa dengannya?” tanya Joshua. Yang lainnya hanya mengangkat bahu. Joshua pun tidak memikirkannya lagi, dan kembali fokus pada layar laptop-nya.
***
 “Kau sudah ada di tempat? Oke, perhatikan gerak-gerik mereka! Jangan sampai kau kehilangan informasi sekecilpun!”
Lelaki itu menutup sambungan telephonenya, lantas berlari ke suatu tempat. Pistol ada di tangannya. Tak lupa, dia memakai masker agar identitasnya tidak terbuka.
Tit.. tit.. tit..
Suara alat pendekteksi jejak. Lelaki itu mengerutkan keningnya. Kenapa bisa seperti ini?!
“Shitt!” umpatnya.
“Spencer! Cepat kembali ke tempat semula! Ada yang mencurigai keberadaan kita. Lari! Cari Joshua dan bawa dia ke tempat semula. Cepat!”
Lelaki itu meninggalkan tempat dimana dia berada, dengan hati-hati. Tidak ingin keberadaannya di ketahui seseorang. Bila itu terjadi gagalah tugas mereka!
“Ada apa?” tanya Aiden yang berjaga di balik semak-semak.
“Ada yang mencurigai keberadaan kita!” jawab Dennis, lelaki itu.
“WHAT? Lalu kita harus bagaimana?”
“Kita terpaksa menghandel penyelidikkan kita kali ini. Kita lakukan lain hari. Dimana mereka?” Dennis mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Spencer, Joshua, dan Vincent.
“Mereka belum kembali!” jawab Aiden seadanya.
Dennis was-was. Dia benar-benar khawatir dengan keberadaan sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
Kresk… kresk…
Dennis dan Aiden menoleh kearah sumber suara itu. Mereka berdua menegang. Siapa itu yang datang?


TBC!

Huwaaa FF action pertamanku! Gagal! Gagal! Omona, mianhamnida. Jeongmal mianhamnida. Setelah dipikir-pikir, tingkat imajinasiku tidak setinggi yang aku bayangkan! Huwaa KRITIK dan SARANNYA dong! Butuh banget nih.

Gamshahamnida buat yang udah baca J

0 komentar:

Posting Komentar