Main cast: Cho Kyuhyun (Super Junior), Kim Hyeon Ni (author)
Other cast: find yourself!
Genre: sad, romance, other.
Rating: T
Author: Kim Hyeon Ni a.k.a Entin Endah Cahyati
Twitter: @IMAGINEntin
````````
Summer
Berjalan-jalan di pantai adalah rencana yang bagus untuk menghabiskan musim panas. Melihat matahari terbenam di bibir pantai pasti indah sekali. Yah itulah yang aku inginkan saat ini. Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Sama seperti musim panas tahun lalu, aku hanya menghabiskannya di rumah saja.
Sangat konyol rasanya menginginkan hal yang tidak akan pernah terjadi. Kalian ingin tahu mengapa? Ah sepertinya tidak usah! Sangat menyedihkan sekali jika kalian mengetahuinya.
Ku langkahkan kakiku ke cendela kamarku. Kuhirup udara pagi yang segar, lantas kuedarkan pandanganku ke pelataran depan rumahku. Ah, yeoja itu lagi. Kalian tahu, aku jatuh cinta dengan yeoja itu. Pertama kali aku melihatnya, saat musim semi tahun lalu. Dia mengayuh sepedahnya dengan tawa merekah di wajahnya. Tawa yang tulus dan sangat manis. Aku sangat menyukai tawanya, begitupula senyumannya!
Terkadang aku iri dengan yeoja itu. Kenapa? Aku ingin bebas sepertinya. Sayap-sayapnya membawanya kemanapun ia mau. Kalian tahu apa yang terjadi dengan sayapku? Ya, sayapku telah patah dan hancur tak tersisa. Tidak ada yang mau berbagi sayap denganku. Menyedihkan sekali bukan? Makanya aku tak ingin menceritakannya pada kalian!
***
Aku berjingkit pelan. Semoga saja tidak ada yang melihatku!
“Fiuhh, selamat kau!” gumanku lega. Ya, aku melarikan diri. Kalau tidak seperti ini, tidak mungkin aku bisa keluar dari rumah terkutuk itu.
Segera ku seret kakiku menjauhi rumahku. Entahlah aku tidak tahu mau kemana. Tapi yang pasti, aku ingin menikmati dunia luar. Aku bosan di rumah saja!
“Nunna, ayolah belikan aku es krim!”
Aku mengalihkan pandanganku ke dua orang yang berjalan tidak jauh dariku. Terlihat yeoja berkacamata dengan rambut panjang di kuncir kuda dan namja kecil yang merengek sembari menarik-narik tangan yeoja berkacamata itu. Dengan keberanian sebesar biji sawi, aku mendekati mereka berdua.
“Ya! Kan sudah nunna bilang. Kau tidak boleh makan es krim, nanti kalau kau sakit lagi bagaimana?!”
“Yaa nunna, ayolah… jebal~”
“Andwae!”
“Nunnaa….”
“Annyeong,” sapaku sambil tersenyum ramah.
“Ah, annyeong,” balas yeoja berkacamata itu sambil membungkukkan badannya. Aku pun balas membungkukkan badanku.
“Nuguya?” tanyanya.
“Kyuhyun, Cho Kyuhyun imnida. Neo?”
“Kim Hyeonni imnida, dan ini namdongsaengku Donghae.”
“Bangapseumnida,” kataku.
“Nado bangapseumnida,” balasnya sambil tersenyum manis. Ah lagi-lagi aku terpesona dengan senyumannya. Kalian tidak tahu ya, kalau yeoja berkacamata ini adalah yeoja yang aku ceritakan waktu itu.
“NUNNA!!!!” teriak Donghae yang hampir membuatku jantungan.
“YA! Apa-apaan kau Hae!” balas Hyeonni setengah berteriak. Lucu sekali melihat wajahnya yang kesal gara-gara dongsaengnya itu.
“AKU MAU ES KRIMM!!!!!” paksanya.
“Andwae! Umma melarangmu makan es krim tahu!” jelas Hyeonni sebal.
“Tapi aku ingin es krim. Hey kau,” Donghae menunjukku dengan jari telunjuk mungilnya, aku menatapnya bingung. “Tolong dong bujuk nunnaku agar mau membelikanku es krim!” suruhnya. Aku menganga, hebat sekali anak kecil ini. Berani-beraninya menyuruhku yang lebih tua darinya!
“HAE! Nunna tidak pernah mengajarimu tidak sopan kepada yang lebih tua. Mianhamnida Kyuhyun-ssi dongsaengku ini memang nakal. Minta maaf tidak?” Hyeonni bersiap-siap menjewer telinga kanan Donghae.
“Nunna~” rengek Donghae sembari berusaha menjauh dari tangan Hyeonni yang akan menjewer telingannya.
“Sudahlah Hyeonni-ssi tidak apa-apa. Donghae, panggil aku Kyuhyun hyung saja ya?” kataku, agar kedua bersaudara ini tidak bertengkar lagi. Hahaha.
“Tapi, Kyuhyun-ssi—
“Sudahlah tidak apa-apa!” aku menyela perkataannya.
“Gamsahamnida Kyuhyun hyung. Nunna memang jahat! Wlee...,” Donghae mendekatiku lantas menjulurkan lidahnya kearah Hyeonni. Hahaha, lucu sekali.
“Huh, dasar kau Hae! Kyuhyun-ssi sepertinya sudah sore, aku pamit pulang dulu ya? Ayo Hae, kau harus minum obatmu. Kau ingin sembuh kan?” Donghae mengangguk. “Kajja Hae. Aku pulang dulu ya Kyuhyun-ssi? Senang bertemu denganmu.”
Hyeonni menggandeng tangan Donghae.
“Ne. sampai berjumpa lagi,” balasku.
Hyeonni hanya tersenyum simpul dan melambaikan tangannya kearahku. Aku membalasnya. Tuhan, semoga ini bukan mimpi!
***
“Baru darimana saja kau?!”
Mati kau! Aku ketahuan! Ottohkae?
“Kyuhyun, jawab pertanyaan appa!”
“Aku, Aku—
“Kau masih belum sadar juga dengan kondisimu? Kenapa kau keluar rumah hah?!”
Aku menghela napas berat. Terserah apa kata Appa lah! Aku tidak peduli! Appa tidak pernah mengerti perasaanku.
“Kyuhyun sayang, kau darimana saja?” tanya Ummaku lembut sambil menghampiriku. Aku masih bergeming. Mungkin ini lebih baik?
“Kyuhyun?”
“KYUHYUN!”
Aku masih bergeming. Kulirik Appaku dengan ekor mataku. Sepertinya Appa kesal sekali.
“Baiklah, mungkin ini keputusan yang sangat tepat! Appa akan mengirimmu ke Amerika. Disana kau akan menjalani pengobatanmu. Appa tak ingin kau keluyuran seperti ini. Kau tidak sadar dengan kondisimu, hah?”
“Tapi Appa aku tidak mau!” tolakku tegas.
“Dulu Appa sudah memberimu pilihan. Kau tidak akan ke Amerika bila kau tidak keluyuran seperti ini. Ini sangat membahayakanmu, Kyuhyun. Kalau kau ingin hidup lebih lama lagi, harusnya kau tahu itu? Kau sudah menghianati kepercayaan Appa, jadi lusa kau akan berangkat ke Amerika. Nunna mu juga kuliah disana. Jadi Appa tidak akan khawatir lagi denganmu. Kau akan mendapatkan perawatan intensif disana!”
“Umma, tolonglah aku…,” rengekku pada Umma. Semoga Umma mau membantukku.
Umma menggelengkan kepalannya. “Mianhe Kyuhyun, Umma ingin kau sembuh. Umma menyetujui keputusan Appamu. Itu tidak akan lama sayang, percayalah. Asalkan kau mau mematuhi apa yang dianjurkan dokter! Dan nanti, kalau kau sembuh, kau akan kembali ke Korea lagi. Jebal, untuk Umma, kau maukan sayang?”
Aku terdiam. Shock. Aku harus bagaimana lagi? Aku tidak mau! Tapi kalau aku tidak mau otomatis Umma akan kecewa padaku. Aku tidak mau mengecewakan Umma. Tuhan, apakah ini yang terbaik untukku?”
Aku menangguk pelan.
“Benarkah Kyuhyun?” tanya Appa meyakinkan.
Aku menangguk lagi. Umma memelukku erat. Aku membalas pelukan Umma erat. Kulihat Appa mengangguk lantas tersenyum. Aku menangis. Cengeng? Untuk kali ini biarlah. Aku benar-benar tidak bisa*menahan cairan hangat ini agar tidak keluar dari mataku.
***
Setelah membujuk lebih tepatnya merengek ke Umma agar mau mengijinkanku keluar rumah untuk terakhir kalinya, akhirnya Umma mau menyetujuinnya. Dengan beribu alasan yang mendasari keinginanku itu, dengan berat hati Umma mengijinkanku keluar rumah untuk terakhir kalinya di Korea. Besok aku akan berangkat ke Amerika. Pasti aku akan merindukan semua yang ada di Korea. Apalagi gadis berkacamata itu, Hyeonni.
Ku langkahka kaki kemana saja yang aku mau. Sebenarnya aku sedang mencari keberadaan Hyeonni. Hah, dia dimana sih? aku capek sekali berkeliling mencarinya!
Mataku melebar melihat sosok yang sangat aku kenal. Ya! Itu Hyeonni. Dia sedang membaca buku di bangku taman. Buru-buru aku menghampirinya. Aku harus segera mengatakannya!
“Hye-Hyeon-Ni-ssi?” kataku sambil terengah-engah.
Dia menoleh kearahku. Lantas tersenyum begitu melihat orang yang memanggilnya itu aku.
“Kyuhyun-ssi? Ada apa? Ayo duduk,” Hyeonni mempersilahkanku untuk duduk di sampingnya. aku mengangguk.
Lantas ku hempaskan tubuhku di samping Hyeonni. Hyeonni tersenyum, lalu menutup buku yang tadi di bacanya.
“Apa apa, Kyuhyun-ssi? Sepertinya kau gelisah sekali?”
Aku menarik napas dan menghembuskannya, lalu ku miringkan tubuhku hingga menghadap kearahnya. Dia pun melakukan sama seperti apa yang aku lakukan. Perlahan tapi pasti, ku raih tangannya dan menggegamnya. Terlihat sekali dari wajahnya kalau dia kaget melihat tingkahku yang aneh. Ku tatap matanya tepat di manik matanya. Ah matanya sangat indah sekali. sampai-sampai aku tidak bisa mengatakan kalimat yang sudah tersusun rapih di benakku.
“Kyuhyun-ssi?” Hyeonni menyadarkan lamunanku. Tapi aku tidak melepaskan genggaman tanganku. Enak saja! Aku tidak akan melepaskannya tahu!
“Hyeonni, aku mencintaimu,” kataku. Wah, gamblang sekali! Tapi kalimat yang tadi sudah aku siapakan entah hilang kemana. Jadi aku mengambil alternative terenak saja.
“A-Apa kau bilang?” tanyanya lagi. Sepertinya Hyeonni tidak yakin dengan perkataanku.
“Hyeonni, sudah lama aku mencintaimu. Bahkan sebelum kejadian waktu lalu. Aku selalu melihatmu bersepedah di depan rumahku. Sudah satu tahun yang lalu aku pertama kali melihatmu. Dan aku langsung jatuh cinta. Kau pasti tidak percaya?”
“A-Arraseo?” aku mengangguk mantap.
“Tapi, kenapa kau baru menghampiriku? Padahal kau menyukaiku sudah satu tahun yang lalu?”
Aku menghela napas, semoga saja dia tidak mengasihaniku.
“Sebenarnya aku mengidap penyakit jantung lemah dari kecil. Aku jarang diijinkan keluar rumah dengan Umma dan Appaku. Menyedihkan sekali bukan? disaat teman-temanku bergembira menikmati masa mudanya. Aku malah terkucilkan di rumah. Dan besok, aku harus menjalani pengobatanku di Amerika. Sampai aku sembuh, dan aku boleh kembali lagi ke Korea. Maka dari itu, sekarang aku menyatakan perasaanku padamu. Sebelum terlambat.
“Jadi?” lanjutku. Aku benar-benar tak tahu harus berkata apa lagi. Hyeonni masih bergeming. Sepertinya dia sibuk dengan dunianya sendiri.
“Mianhe Kyuhyun-ssi, aku tidak tahu harus menjawab apa. aku menghargai perasaanmu. Tapi aku belum mempunyai perasaan sama sekali padamu. Mengingat baru dua kali kita bertemu,” jawab Hyeonni. Dia menundukkan kepalannya.
Aku melepaskan genggaman tanganku. Lalu tangan kananku memegang dagu Hyeonni dan membuat kepalannya kembali terangkat. Aku tersenyum melihatnya. “Sudahlah Hyeonni, aku sudah tahu apa jawabanmu. Tidak usah merasa bersalah seperti itu. kalau aku jadi kau, aku pasti akan menajwab seperti itu,” kataku sambil tertawa kecil.
“Apa kau benar-benar mencintaiku?”
Aku mengangguk mantap.
“Dan kau menyerah begitu saja dengan perkataanku tadi?” aku mengerutkan keningku. “Kau tidak berinisiatif membuatku jatuh cinta padamu?”
“Hah?” tanyaku bingung.
“Ya! Masa kau tidak tahu sih?” kata Hyeonni sebal.
“Jadi, aku masih ada kesempatan?” tanyaku.
“Masih, banyak malahan.” Hyeonni tersenyum, manis sekali.
“Ne?” aku meyakinkan.
Hyeonni mengangguk. Sontak aku memeluknya, dia membalas pelukanku. Ah senang sekali. “Baiklah, tunggu aku pulang ke Korea ya? Aku janji aku pasti akan cepat sembuh. Kau mau kan menungguku?”
“Ne.”
“Gomawo, Hyeonni-ah. Mulai sekarang kau harus memanggilku Kyuhyun oppa! Arra?”
“Ne, oppa.”
Aku makin mengeratkan pelukanku. Aku makin yakin, kalau Hyeonni adalah malaikatku. Hyeonni saranghaeyoo…
Fin~
please, leave your comment!
gamshahamnida :)




0 komentar:
Posting Komentar