Cast: Lee Sun Kyu / Sunny (SNSD) & Lee Sung Min (SuJu)
Other cast: Kim Taeyeon (SNSD), Park Jung Soo / LeeTeuk (SuJu), Choi Sooyoung (SNSD), Choi Siwon (SuJu), Im Yoona (SNSD), Lee Donghae (SuJu).
Genre: Drama, friendship, and hurt.
Rating: Teen
Type: Chapter
Author: Kim Hyeon Ni a.k.a Entin Endah Cahyati
Twitter: @IMAGINEntin
DON’T LIKE? DON’T READ!
NO BASHING!
RCL!
````````
Part 2
Setelah selesai makan. Mereka berempat memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar taman bermain—yang mempunya ide Leeteuk tapi karena Taeyeon, Sunny, dan Sungmin tidak tahu mau kemana lagi, jadi mereka menyetujui ide Leeteuk.
Leeteuk asik mengobrol dengan Taeyeon. Sedangkan Sunny dan Sungmin bungkam. Tidak tahu topik apa yang cocok untuk mereka obrolkan.
Kekakuan masih terasa pada Sunny dan Sungmin. Atmosfer tidak mengenakkan menyerang mereka berdua. Sampai Leeteuk dan Taeyeon merasakan kekakuan yang mereka berdua rasakan.
“Kenapa kalian berdua diam saja?” tanya Leeteuk.
“Eh?” Sunny bingung mau menjawab apa.
“Gwenchana hyung,” sangkal Sungmin.
“Ne?” tanya Leeteuk tidak percaya.
Sunny dan Sungmin mengangguk.
Taeyeon melirik jam tangannya. Lalu menatap Leeteuk, “oppa sudah sore nih. Aku dan Sunny pamit pulang dulu ya?”
Sunny menghembuskan napas lega. Bagaimana tidak? Dia sudah tidak betah lagi disini. Dia bosan menjadi obat nyamuk. Sungmin juga sedari tadi tidak mengajaknya berbicara. Dia sebenarnya ingin yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Tapi setelah dipikir-pikir, dia tidak tahu mau berbicara apa.
“Ah, ya Taeng. Mau ku antar?” tanya Leeteuk yang membuat Sunny iri. Dia ingin mempunyai namjachingu perhatian seperti Leeteuk.
“Anio oppa. Aku bisa pulang sendiri. Aku kan bersama Sunny, jadi jangan khawatir!”
“Arraseo. Ayo kuantar sampai pintu keluar?” tawar Leeteuk. Taeyeon mengangguk.
“Kajja! Ming kenapa kau diam saja? Tumben!” Leeteuk menatap Sungmin heran.
“Anio hyung.”
“Yasudah. Kajja Taeng, Sunny!” ajak Leeteuk. Taeyeon berjalan disamping Leeteuk, sedangkan Sunny disamping Taeyeon. Sungmin mengikuti dari belakang. Tapi tatapannya tidak beralih dari seseorang. Entah kenapa rasanya dia sangat mengenal sekali orang itu. Tapi anehnya dia tidak ingat orang itu siapa?
***
Sooyoung berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya. Senyum bahagia merekah di wajahnya yang cantik.
Sunny menepuk bahu Sooyoung. Sooyoung kaget dibuatnya, lantas menatap evil kearah Sunny.
Sunny nyengir tanpa dosa sambil mengedip-kedipkan matanya.
“Wae?” tanya Sooyoung kesal.
“Ani. Kau kenapa? Bahagia sekali!”
“Ne? Sepertinya biasa saja deh!” sangkal Sooyoung.
“Jujur saja Youngie. Pasti ada udang di balik batu nih?” selidik Sunny.
“Ah, Sunny-ah. Kau cocok sekali menjadi detektif!”
“Ne?”
Sooyoung mengagguk.
“Lalu, apa yang terjadi padamu?”
“Apa ya? Kasih tau tidak ya?” goda Sooyoung.
“Ah, kau Youngie! Kasih tau dong!” rengek Sunny sambil memasang wajah aegyo-nya.
“Aigoo, Sunny-ah. Kau benar-benar ingin tahu?”
Sunny mengagguk semangat.
“Arraseo, arraseo. Tapi nanti saja ya? Sudah hampir masuk nih. Kau mau di hukum Park Seonsaengmin. Dia kan tidak suka murid yang tidak disiplin. Aku tak mau kita di hukum gara-gara telat 1 detik saja!”
“Ne, arraseo. Ayo kita ke kelas!”
Sunny dan Sooyoung pun melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti menuju kelas mereka.
***
Sesampainnya di kelas Sunny dan Sooyoung menghampiri Taeyeon yang sedang membaca buku. Dari ketiga sahabat ini, yang paling rajin hanyalah Taeyeon. Maka dari itu, Taeyeon dijuluki murid berprestasi di kelas itu.
“Kalian kemana saja? Kok baru datang?” tanya Taeyeon.
“Tidak kemana-mana. Iya kan Sunny?” jawab Sooyoung.
Sunny menatap Sooyoung sebentar. Sooyoung mengedipkan sebelah matannya. Sunny mengangguk meyakinkan jawaban Sooyoung kepada Taeyeon.
“Oh, yasudah!” balas Taeyeon cuek. Lalu kembali beralih ke bukunya yang tebalnya hampir menyamai tebal batu-bata.
KRINGGG….
Sunny dan Sooyoung segera duduk di bangkunya masing-masing. Di kelas ini duduknya memang sendiri-sendiri. Jadinya Taeyeon, Sunny, dan Sooyoung bisa duduk bersampingan—tempat duduk Taeyeon diapit oleh Sunny dan Sooyoung.
5 detik setelah bel, Park Seonsaengmin memasuki kelas. Wajahnya yang sangar terbingkai dalam penampilannya. Membuat penghuni kelas ini tidak berani berkutik sedikitpun. Setelah menyapa murid-muridnya, Park Seonsaengmin menjelaskan materi-materi sastra korea yang sangat membosankan. Tapi tidak ada yang berani tidur selama pelajaran. Karena kalau itu terjadi, seribu hukuman siap menanti!
***
Yoona memperhatikan kuku jari tangannya. Saat ini dia sedang duduk bersama Donghae—namjabhingu-nya—di bangku taman sekolahnya. Sudah 1 bulan lebih dia menjalin hubungan dengan Donghae. Donghae adalah siswa tingkat 3 di sekolahnya, sama seperti eonni-nya. Sedangkan Yoona sendiri siswi tingkat 1. Mereka berdua pertama bertemu ketika Yoona mengunjungi kelas eonni-nya. Donghae yang sekelas dengan Sunny—eonni Yoona—langsung tergila-gila dengan kecantikan Yoona. Setelah itu, Donghae meminta Sunny untuk memperkenalkannya pada Yoona. Setelah sering ber-sms-an dan ber-telfon ria, Donghae pun menyatakan cintanya kepada Yoona.
“Chagiya~?” panggil Donghae manja.
Yoona menatap Donghae, “wae?”
“Anio.”
“Ne? Lalu kenapa oppa memanggilku?”
“Ah, tidak. Aku bosan chagi,” ucap Donghae, seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen.
Yoona tertawa melihat tingkah namjachingu-nya. “Bosan? Lalu oppa maunya ngapain?”
Donghae mengangkat salah satu alisnya, lalu kedua ujung bibirnya mencuat ke atas, “aku maunya sama kamu.” Donghae mengedipkan kedua matanya. Lalu merapatkan duduknya kearah Yoona.
Yoona terbelalak kaget. Dia tidak bisa bergerak. Seketika itu juga tubuhnya mendadak kaku. Dia hanya bisa diam melihat wajah Donghae yang makin mendekat dan mendekat. Yoona bisa merasakan desahan napas Donghae yang hangat. Semakin dekat, entah dorongan darimana Yoona memejamkan matanya. Donghae tersenyum melihat Yoona yang memejamkan matanya. Lalu Donghae makin mendekatkan wajahnya. Jarak yang tersisa hanya 2 cm. Hidung mereka telah bersentuhan. Bibir Donghae menekan bibir Yoona pelan. Tapi kejadian itu tidak berlangsung lama. Karena—
KRINGG….
Bel masuk sehabis istirahat berbunyi. Sontak Donghae melepaskan bibirnya dari bibir Yoona. Wajah keduanya memerah. Yoona yang paling parah. Dia tidak menyangka apa yang baru saja terjadi padanya.
Yoona segera berdiri dari duduknya. “Oppa, sudah bel. Aku ke kelas dulu ya?”
Sebelum Donghae menjawab. Yoona sudah berlari meninggalkan Donghae. Donghae yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. “Yoona, Yoona,” gumannya.
***
Sunny, Taeyeon, dan Sooyoung berjalan bersamaan di koridor sekolah. Hari ini mereka ingin membeli Ddukkboki—jajanan khas Korea yang terdiri dari kue beras, daging, telur, dan tambahan aneka topping—di Hongdae, kawasan gaul anak-anak muda Korea. Kali ini Sooyoung yang traktir. Entah ada berita bahagia apa, hingga Sooyoung mentraktir Sunny dan Taeyeon.
Setelah memesan, mereka bertiga duduk di meja dekat dengan pintu masuk, menghadap ke jalanan yang penuh anak-anak muda yang berlalu lalang. Sambil menunggu pelayan yang lembawa pesanan, mereka berbincang-bincang terlebih dahulu.
“Youngie, tumben kau tidak pelit?” tanya Taeyeon heran.
Sooyoung yang mendengar penututuran sahabatnya pura-pura marah. Bibirnya ia majukan. “Kau menghinaku ya Taeng?”
“Menurutmu?”
Sooyoung makin kesal dengan Taeyeon, “kalau begitu bayar sendiri saja! Untung aku mau mentraktirmu. Asal kau tahu, uang sakuku tidak banyak. Dan kau menghinaku yang sudah mau berbaik hati mentraktirmu! Padahal aku ingin makan Ddukkoboki banyak kali ini. Gara-gara kau, aku harus menahan keinginanku itu!”
“Tidak usah mentraktirku saja! Gampang kan?”
“Aigoo, kalian ini seperti anak kecil saja! Sudah, cukup! Jangan bertengkar lagi!” seru Sunny kesal melihat pertengkaran Sooyoung dan Taeyeon yang—mungkin—tidak akan berhenti, bila ia tidak melerainya.
“Annyeong, ini pesanan anda nona,” kata seorang pelayan sopan. Pelayang itu memindahkan tiga piring yang berisi Ddukkoboki dari nampan ke meja. “Selamat menikmati,” kata pelayang itu sambil tersenyum lantas membungkuk—memberi hormat—dan meninggalkan meja Sooyoung, Sunny, dan Taeyeon.
“Kamsahamnida,” balas Sunny. Sooyoung dan Taeyeon masih bergeming. Menatap satu-sama-lain dengan tatapan evil.
Sunny mengendikkan bahu, sudah cukup dia ikut campur. “Biar sajalah mereka bertengkar,” gerutu Sunny pelan. Lalu memakan Ddukkoboki-nya.
“Oh ya, Youngie apa yang membuatmu mentraktir aku dan Taeyeon?” tanya Sunny mencairkan atmosfir tidak nyaman diantara mereka bertiga.
“AIGOO, aku lupa!” Sooyoung menepuk keningnya.
“Wae?” tanya Sunny dan Taeyeon bersamaan.
Sooyoung merapikan rambutnya, lalu tersenyum bahagia. “Aku mau bilang, kalau aku….”
TBC
Hayoo… Sooyoung unnie mau bilang apa?? Hahaha…
DON’T FORGET TO RCL!!
0 komentar:
Posting Komentar