Mario stevano aditya haling , cowok hitam manis yang mempunyai senyum yang mampu membuat dunia terpesona. Dia akrab dipanggil Rio. Rio adalah ketos dan ketua tim basket putra di SMA Bunga Harapan. Banyak cewek yang ngantri jadi pacarnya *termasuk penulis :D*, tapi sayangnya dia sudah mempunyai wanita yang selalu mengisi hari-harinya. Dia adalah Agni Tri Nubuwati. Gadis tomboy yang manis, supel, baik hati, tidak sombong, dan suka bergaul. Agni mempunya senyum yang bisa memikat semua orang, seperti halnya rio! Agni juga termasuk dalam osis dan ketua tim basket putri yang membuat keduanya makin cocok saja.
+++++
Huupp…
Agni yang tengah membaca novel dikagetkan oleh seseorang yang menutup matanya.
“siapa sih?” tanya agni
“pikir aja sendiri” kata orang itu dengan suara yang sengaja dirubah
“emm… pasti ini rio!” tebak agni
Orang itupun melepaskan tangannya yang semulka menutupi mata agni.
“hehehehe….” Rio hanya nyengir kuda
“gak ke kantin ?” tanya rio
“ayo deh lapeerr….”
Agni menutup novelnya lalu berdiri dan menggandeng rio mesra.
Rio tersenyum sambil mengacak-ngacak poni agni, “ayo deh…”
Mereka berduapun melangkah menuju kantin.
@kantin
Suasana kantin penuh sesak, hampir tak ada bangku satupun yang tidak berpenghuni. Rio menggandeng agni menuju tempat dimana ke-3 sahabatnya berkumpul.
“hai bro!” sapa rio sambil bertos ria dengan ke-3 sahabatnya
“ayoo sayang duduk!”
Rio mempersilahkan agni duduk bak tuan putri.
Agni membalas dengan senyuman. Rio pun membalasnya. Diam-diam ada seseorang yang terpesona dengan senyuman agni.
“mau pesen apa sayang?” tanya rio
“emm,, bakso sama jus melon aja deh!”
“oke tuan putri, 5 menit lagi pesanan tuan putri akan datang!”
“hehehe… ada-ada aja kamu io!” kata agni malu-malu
“hueekkk… klian ini bikin enek aja!” kata salah satu teman rio.
“somplak lu cak! Ganggu aja idup lo!” kesal rio pada temannya tadi, cakka.
“kalian berdua sih norak banget!” cakka pun tak mau kalah.
“enak aja lu kate!” kata rio tak terima
“bodo’ mulut-mulut gue kenapa lo yang sewot!!”
“Biarrr…..
“Stoopp… kalian berdua bisa diem ga sih?? Pengeng nih telkinga gue!” kata iel menengahi
“bener tuh kata iel! Io cepetan pesenin dong! Agni laper nih!” pinta agni
“oke my princess. Pesanan akan segera datang!” rio bergegas menuju ke penjual kantin.
“ck.. ck.. ck.. ada-ada aja tuh rio!” alvin geleng-geleng kepala melihat tingkah rio yang konyol.
Agni, cakka, dan iel hanya tertawa.
Tak sampai 5 menit rio kembali membawa nampan yang berisi pesanan agni. Dan meletakkannya di depan agni bak pelayan restoran bintang 5.
“kaya pelayang aja lo yo!” kata alvin
“emang gue pelayang!!” balas rio sekenanya
“HAH?” agni, alvin, cakka, dan iel kaget.
“no, no, no, no, no.. gue itu pelayannya princess agni seorang!” kata rio sok dramatis
“basi lo yo!” gidik cakka
“biarin! Wlee…” rio menjulurkan lidahnya
Agni, alvin, dan iel ngakak, cakka malah cemberut!
“dimakan gih princess!” pinta rio ke agni
“oke my prince,,: agni tersenyum dan melahap bakso yang di pesan oleh rio.
+++++
Kringg…. #bel pulang sekolah
Agni berjalan melewati koridor sekolah. Tepat di depan ruang music, langkah agni terhenti. Agni mendengar suara dentingan piano yang sangat merdu. Agni memutuskan untuk masuk kedalam ruang itu.
Ckreekkk..
Agnipun masuk kedalam, seorang yang amat sangat ia kenal sedang duduk membelakanginnya dan kedua tangannya dengan lincah memencet tust-tust piano. Terdengan alunan lagu my love ~ westlife. Dia menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan. Agni sangat menikmati permainan orang itu. Tak lama kemudian orang itu mengakhiri permainanya.
“hah agni? Lho kok disini ? udah lama ?” tanya orang itu kaget.
“tanyanya satu-satu dong vin!”
“gue belum lama kok disini! Kok udahan sih? Padahal masih seru-serunya tau!” lanjut agni kepada orang itu, Alvin.
“hehehe…” cengir alvin sambil menggaruk garuk rambutnya yang tidak gatal.
“bagus permainan lo! Ternayat lo jago juga ya maen piano?” kagum agni
“emm.. biasa aja kali ag! Gue udah dari kecil kok bisa maen piano!”
“wiihh.. keren dong! Kapan-kapan ajarin gue yak?”
“kan rio bisa”
“tapikan elo lebih jago vin! Rio mah masih amatiran!”
“bisa aja lo ag!”
“gimana mau nggak lo ngajarin gue?” tanya agni again
“dengan senang hati..” alvin tersenyum tipis
“oke.. thank’s ya vin! Gue pulang dulu ya, udah ditungguin rio nih. Dadah…” agni melambaikan tangan ke alvin dan keluar dari ruang music.
“andai lo tau ag! Tentang perasaan gue sama lo!” guman alvin miris.
+++++
Keesokkan harinya.
@kelas XII IPA 3 (kelas rio, alvin, cakka, iel)
Suasana dikelas ini sudah seperti pasar saja. Sangat biding, padahal bel sudah dibunyikan 5 menit yang lalu. Tapi sebelum guru masuk, memang sudah menjadi kebiasaan bagi kelas itu untuk bergurau-ria bersama
“woyy… bu uchie dateng…” teriak lintar sambil berlari menuju bangkunya.
Semuanya pun segera duduk di bangkunya masing-masing. Segeran mengeluarkan buku pelajaran saat itu juga.
“pagi anak-anak…”
“pagi buu…”
“sekarang kalian kedatangan teman baru!” kata bu uchie
“horee….”
“eh cewek apa cowok ya ?”
“cewek aja!”
“cowok aja!”
“cewek aja pasti cantik deh!”
“dibilangin cowok aja….”
“udah stop! Jangan berisik!” tegur bu uchie
“ayo masuk Alyssa!” lanjut bu uchie mempersilahkan murid baru untuk masuk.
Seorang gadis cantik masuk kedalam kelas dengan menyunggingkan senyum manisnya.
‘gila.. cantik bener, manis lagi! Perfect dah!’ batin rio terbengong-bengong melihat kecantikan gadis itu.
“ayo perkenalkan diri kamu!”
“baik bu, hay temen-temen kenalin nama aku Alyssa saufika umari kalian bisa panggil aku ify. aku piundahan dari bandung. Salam kenal… “ ify mengakhiri dengan senyum manisnya.
“ada pertanyaan?” tanya bu uchie
Rio mengangkat tangan.
“oke, ayo rio …” miss uchie menunjuk rio.
Rio berdiri. Alvin, iel cakka, menatap rio yang tengah berdiri.
“rumah lo di mana?” tanya rio.
Semuanya pun mematap rio dengan tatapan yang sangat suliut di artikan.
Ify tersenyum. Rio nge-fly melihat senyuman ify.
“di kompleks mevolis, blok B no. 65 C”
“rio cukup?” tanya bu uchie
“ya bu!” rio pun kembali duduk
“ngapain elo nanya kayak gitu yo?” tanya iel
“ga apa-apa kok!” balas rio santai
“oke ify, kamu duduk di sebelah rahmi saja” kata bu uchie sambil menunjuk bangku kosong di belakang.
Ify mengangguk, dia pun menuju ke bangku yang akan dia duduki. Rahmi menyambut ify dengan senyuman. Ify pun membalasnya.
“rahmi…” rahmi mengulurkan tangannya.
Ify membalasnya, “salam kenal…”
+++++
Krinngg….
Bel istirahat berbunyi. Agni memutuskan untuk menemui rio di kelasnya. sesampainya agni di depan kelas rio, agni memastikan rio ada di dalam atau tidak. Agni celingak-celinguk mencari keberadaan rio, dan ketemu rio duduk manis dibangkunya arah pandangannya tak lepas dari sosok yang sedang asik berbicara dengan teman sebangkunya. Agni mengernyitkan dahi, siapa sih tuh anak?? Batinya. Lalu agni menghampiri rio di bangkunya.
“Rioo…”
Rio tidak merespon sama sekali, pandangannya masih sama tidak berubah.
“rioo…”
Agni mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah rio. masih tidak ada respon.
Habis sudah kesabaran agni, agni menarik nafas kuat-kuat dan “RIOOO…….” teriak agni.
Rio terlonjak kaget , semua yang ada diruangan itu menoleh kearah agni.
“nauzubileh… siapa sih??” rio menatap orang yang ada di depannya.
“e.. eh… ag.. agni…” gugup rio
Agni menatap wajah rio sinis, dan berbalik arah lalu meninggalkan rio yang mematung di bangkunya.
“Agnii tunguu…” rio mengejar agni yang sudah berada diambang pintu.
“kenapa?” tanya agni ketus.
“maaf ya ag…”
“hemmm….”
“yahh agni,, maafin io dong…” rayu rio.
“heemmm… udah deh io, agni laper!!”
Agni melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Rio kembali mengejar agni.
“io temenin ya??”
“hemm…”
Rio menggandeng tangan agni dan menuju kekantin.
“eh io tadi ngelamunin siapa sih?” tanya agni penasaran.
“hah?? Gak ngelamunin siapa-siapa koq!” sangkal rio
“masa sih?” agni tidak percaya.
“bener… swear deh!”
“tapi, tadi agni panggil koq io ga ngerespon?”
“maaf deh ni, tapi io banyak masalah jadi ga tau kalau ni manggil io!” jelas rio
“beneran?”
“bener…”
“sumpah…”
“ii.. iya…” gugup rio.
“yaudah deh ga usah dibahas lagi! Katanya agni laper?” kata rio mengalihkan pembicaraan.
“emm… ayodehh…”
+++++
Kringgg…
Bel pulang terdengar nyaring di telinga. Agni tengah memasukkan buku-bukanya kedalam tas. Tiba-tiba HP yang ada disakunya bergetar, agni merogoh sakunya dan mengambil HP nya.
1 new receive
Tampak dilayar LCD HP agni, agni segera membukanya.
From: Rio ^my prince^
Sayang, maaf aku ga bisa nganter kamu pulang!
Aku harus nganterin mama ke salon, maaf yaa ??
“yaahhh…” kata agni kecewa
To: Rio ^my prince^
Yaudah deh gpp,
Agni pulang sama sivia aja J
From: Rio ^my prince^
Makasih ya sayang,, :*
Agni memasukkan kembali HP nya kedalam saku. Lalu dia kembali memasukkan buku kedalam tasnya.
“eh sivia, pulang bareng ya?” tanya agni kepada teman sebangkunya sivia.
“emangnya rio kemana? Tumben ga bareng dia” kata sivia yang sudah siap beranjak dari kursinya.
“rio ga bisa nganter! Dia mau nganterin mamanya ke salon” jelas agni
“oohh, yaudah deh ayookk …”
+++++
Di tempat lain, terlihat dua sejoli yang tengah berjalan bersama.
“eh fy, mau ga gue anterin pulang?” ajak rio
“emm… gimana ya? Gausah deh io, ntar ngerepotin lagi.” Tolak ify halus
“aduh ify, gausah sungkan sungkan deh sama gue!”
“emm… gimana ya io??”
“ayolah fy, mau ya?”
“yaudah deh gue mau!”
“yess…” rio tersenyum senang.
“yaudah, ayok fy” kata rio, lalu menggandeng ify menuju parkiran.
Di tempat parkiran, rio mengambil cagiva merahnya dan memberikan helm ke ify.
“thank’s”
Rio hanya mengangguk, ify segera menaiki cagiva rio. Rio langsung tancap gas menuju rumah ify.
@rumah ify
Tepat di depan rumah yang mewah bercat putih. Rio menghentikan laju motornya. Lalu rio melepas helmnya.
“fy udah nyampek” kata rio
Ify melepas helmnya dan menyerahkan ke rio
“thank’s ya yo!”
“oke” balas rio tersenyum
“mau mampir dulu?” tanya ify
“ga usah deh fy, kapan-kapan aja”
“oohh yaudah, sekali lagi makasih ya yo!”
Rio mengangguk, dan tersenyum.
“aku pulang dulu ya fy”
“iya..”
Rio memakai lagi helmnya, dan segera menstater motornya beranjak pergi dari rumah ify.
+++++
Pagi hari yang cerah, seperti suasana hati gadis manis ini. Meski ada sedikit perasaan yang menganjalnya dari kemaren. Tidak akan menyirnakan senyumannya. Dia segera bersiap-siap dengan seragam putih abu-abunya. Dan mengambil ranselnya yang tergeletak rapi di meja belajarnya. Sembil bersenandung kecil agni –gadis itu- turun dari kamarnya menuju meja makan.
“hai ma, hai pa, hai gojek!!” sapa agni kepada mama, papa, dan adiknya.
“iihh kak agni apa’an sih, dibilangin gocap masih aja dibilang gojek!” sunggut adik agni.
“kan kerenan gojek, kalau gocap mah ga kereenn…”
“kerenan gocap lah, gojek mah lewaatt…”
“yee… dibilangin yang tua ngeyel! Dibilang kerenan gojek koq! NO COMMENT!!”
“ih apa’an sihh kak, kerenan gocap secara gocap itukan gondrong cakep, julukan dari RayReady fansclubnya ray” kata adik agni, yap namanya Ray.
“iihh, fansclub elo jek, sok ngartis lo pake buat fansclub segala!!”
“Biarin wlee… daripada kak agni gak punya!” ray menjulurkan lidahnya.
“iiihh… dasar lo GOJEK!”
“TEMON!”
“GOJEK!”
“TEMON!”
“GOJEK!”
“ITEM OON!”
“GONDRONG JELEK!”
“ITEM OON!”
“GONDRONG JELEK!”
“agni, ray, stoooppp….. cepetan makan!!” teriak papa yang sudah pusing mendengar agni dan ray bertengkar.
“huh, elo sih kak!”
“elo dulu tuh ray! Elo kan yang nyari gara-gara dulu!
“hiihhh…. Udah deh ray capek!”
“gue juga capek bego”
“udah agni, kamu itu sama adek kamu ngalah dikit kenapa sih? Daridulu koq ga pernah akur-akur kalian berdua!” kata mama menengahi
“udah kalian berdua sarapan dulu! Nanti telat lhoo..” kata papa
“iya deh pa!” kata agni dan ray bersamaan.
@SMA Bunga Harapan
Agni berjalan melewati koridor sekolah. Di tengah jalan agni melihat alvin yang sedang duduk di bangku taman. Agni memutuskan untuk menghampiri alvin.
“hai vin…” sapa agni lalu duduk disamping alvin
“eh agni, kenapa?” tanya alvin
“ga apa-apa sih, Cuma mau nyamperin lo aja!”
“oohh…”
“eh vin itu buku apa sih? Kayaknya menarik” agni melihat sampul buku yang dibawa oleh alvin
“oohh ini? Nih kamu baca aja sendiri!” alvin menyodorkan buku yang dibawanya ke agni.
“emm… ‘Arti Cinta Sejati’ ya? Bagus ga nih vin?” tanya agni.
“ya gitu deh..” balas alvin
“koq gitu deh sih vin? Ga menarik ya?”
“kalau menurut gue sih bagus! Tapi pendapat orang kan berbeda-beda!” jelas alvin
“iya juga sih…”
“emm, vin lo lagi jatuh cinta ya??” tebak agni.
Alvin speechless, wajahnya blushing.
“huakakakaka…” tawa agni.
“koq elo ketawa sih ag?” kesal alvin.
“ya gpp, lucu juga ya elo vin…” agni makin ngakak.
“emang gue lucu! Dari lahir kaleekk…” narsis alvin
“narsis elo vin…”
Alvin malah ngakak.
“elo jatuh cinta sama siapa vin?” tanya agni penasaran.
“ada deeehh…” kata alvin sok rahasia.
“berarti bener dong kalau elo jatuh cinta?” tanya agni –again-
“hehehe…” cengir alvin.
Kringg…. #bel masuk
“eh udah masuk tuh vin, gue kekelas dulu ya?”
“oke ag, gue juga mau kekelas!”
“bareng aja, mau gak?”
“yaudahdeh, hayuukkk…”
Alvin dan agni berjalan bersama menuju kelasnya masing-masing.
@Kelas XII IPA 1 *kelas agni, dan sivia*
Agni memasuki kelasnya, terlihat sivia yang sedang asik dengan i-pod nya di bangkunya. Agni berjalan menuju bangkunya disebelah sivia. Agni meletakkan rangselnya di meja dan segera duduk.
“pagi ag…” sapa sivia
“pagi juga vi..” balas agni
“emm lo tadi bareng alvin ya ag?” tanya sivia
“iya, kenapa?”
“gpp, koq ga bareng rio?”
“emm.. rio tadi ga bisa bareng gue! Yaudah gue dianterin sama bokap gue!”
“oohh… eh ag, kemaren gue kayaknya liat rio deh jalan sama cewek gitu..”
“masa sih?” tanya agni
“iya deh ag, kemaren elo ga jalan kan sama rio?” tanya sivia
“gak tuh vi, gue dirumah aja! Mungkin elo salah liat kalii,”
“sebenernya sih gue mikir kalau gue salah liat, tapi kalau sepengamat gue, dia tuh rio ag!” jelas sivia
“gatau lah vi, ntar aku tanya deh ke rio”
“okedeh ag, rio juga kayaknya udah mulai berubah..”
“bener sih vi, tapi gue ngerti kok kalau dia sibuk!”
“kalau dia ga sibuk dan selingkuh dibelakang elo gimana ag?”
Seperti ada benda tumpul yang menusuk hati agni. Benar juga kata sivia, apakah rio selingkuh dibelakangnya. Sifat rio memang berubah, sangat berubah menurut agni. Rio sudah jarang berangkat dan pulang sekolah bareng, jalan berduapun jarang. Setiap malam minggu, biasanya rio selalu mengajak agni untuk sekedar jalan berdua atau dinner bareng. Tapi sekarang, rio tak pernah mengajaknya lagi. Dia selalu beralasan sedang sibuk atau sebagainya. Agni merasa rio mulai menjauh darinya. Tapi agni membuang perasaan itu jauh-jauh. Agni harus menanyakan langsung pada rio. agar dirinya tak berpikiran yang tidak-tidak pada rio.
“mendingan ntar lo ngomong berdua deh sama rio ag” kata sivia, dia tak tega bila melihat sahabatnya sedih.
“pulang sekolah deh vi” kata agni mencoba untuk tersenyum meski sangat sulit. Dia benar-benar galau.
Sivia hanya mengangguk dan tersenyum.
+++++
Pulang sekolah, seperti rencana agni tadi dia akan membicarakan tentang hubungannya dengan rio. agni menuju kelas rio. Ditengah jalan agni berpapasan dengan alvin, cakka, dan iel.
“alvin, cakka, iel, rio dimana?” sapa dan tanya agni.
“rio? masih dikelas ag!” jawab cakka, diangguki oleh alvin dan iel.
“oohh yaudah deh! Makasih ya..” jawab agni
“oke sama-sama… kita duluan ya ag!” kata cakka, mereke bertigapun melanjutkan langkahnya kembali.
Agni segera berlari menuju kelas rio. Dia takut kalau rio sudah pulang. Di depan kelas rio, agni melihat rio masih berada dikelas berdua dengan seorang cewek. Samar-samar agni mendengar perkataan rio kepada cewek itu. agni membeku, dia benar-benar kaget dengan perkataan rio tadi. Dengan perasaan campur aduk agni masuk kedalam kelas. Agni melihat rio mencium gadis itu. Mata agni memanas, tak terasa butiran-butiran bening jatuh dari matanya yang indah. Agni benar-benar tak percaya.
“RIOOO…..” teriak agni
Rio menoleh, “AGNI!” rio kaget melihat agni yang tengah menangis.
Rio mendekati agni, tapi agni mundur.
“kamu tega io hik’s..” lirih agni disela tangisnya.
Rio memeluk agni, dia benar-benar merasa beralah telah menyakiti gadi yang ada dipelukannya.
Agni meronta-ronta dalam pelukan rio, dia memukul-mukul dada rio. Rio tidak melawan, dia makin mengeratkan pelukannya. Sedangkan gadis yang tadi bersama rio hanya bingung ditempatnya. Dia tak mengerti, ada apa ini?
“LEPASIN!!” pinta agni
“gak” rio tetap keuh-keuh tidak ingin melepaskan pelukannya.
“LEPASIIINNN!!” agni masih bersikeras melepaskan pelukan rio.
Akhirnya rio menyerah, dia melepaskna pelukannya.
“sekarang kita PUTUS!” kata agni dengan penekanan dikata putus.
“gak ag!” rio tak ingin putus dari agni.
“pokoknya kita PUTUS!!” teriak agni.
Agni berlari dan terus berlari. Di setiap langkahnya agni masih menangis. Langkah agni terhenti di lapangan basket dekat sekolahnya. Agni menangis ditengah lapangan. Tak terasa hujan turun membasahi bumi seakan menemani agni menangis.
Terlampau sering kau buat air mataku
Tak pernah kau tahu dalamnya rasa cintaku
Tak banyak inginku jangan kau ulangi
Menyakiti aku sesuka kelakuanmu
Ku bukan manusia yang tidak berfikir
Berulang kali kau lakukan itu padaku
Tak pernah kau tahu dalamnya rasa cintaku
Tak banyak inginku jangan kau ulangi
Menyakiti aku sesuka kelakuanmu
Ku bukan manusia yang tidak berfikir
Berulang kali kau lakukan itu padaku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Teramat sering kau membuat patah hatiku
Kau datang padanya tak pernah kutahu
Kau tinggalkan aku disaat ku butuh kan mu
Cinta tak begini selama ku tahu
Tetapi ku lemah karena cintaku padamu
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Mungkin kau bukan cinta sejati dihidupku
(geisha – jika cinta dia)
“GUE BENCII RIOOO…….” Teriak agni.
Tiba-tiba pandangan agni berkunang-kunang. Dan tubuhnya seketika itu melemas. Samar-samar agni melihat seseorang yang mengguncang-guncangkan tubuhnya. Agni hanya tersenyum dan seketika itu juga dia jatuh pingsan.
“agni, ag, bangun…” orang itu menepuk-nepuk pipi agni.
Lalu orang itu menggendong agni dan membawa agni pulang.
+++++
Agni terbangun dari tidurnya, kepalannya masih pusing. Dia melihat sekelilingnya lalu pandangannya jatuh pada jam doraemon birunya sudah menunjukkan jam 7 malam.
“siapa yang bawa gue kesini? Perasaan gue tadi ke lapangan basket deket sekolah deh” bingung agni.
Lalu agni memutuskan untuk keluar kamarnya, dia menuju dapur untuk mengambil minum.
Didapur terlihat bik sum sedang sibuk dengan alat masaknya.
“eh non agni, udah baikkan non?” tanya bik sum
“udah bik, oh ya bik. Yang bawa agni pulang siapa bik?” tanya agni
“bibik juga kurang tau namanya non, dia cowok ganteng non. Kulitnya putih terus matanya sipit. Terus rambutnya kayak landak non, tadi dia juga pakek seragam kayak seragam sekolah non agni” jelas bik sum
“rambutnya kaya landak?” bingung agni
“yaa kayak sapu lidi gitu non! Aduh apasih namanya? Bibik kurang tau non..”
Agni hanya tersenyum, dia sudah tau orang yang menolongnya.
“makasih ya bik!” kata agni.
Agni menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dia masih teringat dengan kejadian yang menimpannya tadi siang di lapangan basket. Hati agni sangat sakit bila mengingat apa yang ia lihat tadi. Sungguh sangat menyakitkan, begitu tega orang yang selama ini dia cintai telah membalas cintanya dengan perbuatan itu.
BRAAKK..
Agni membanting pintu kamarnya dengan keras. Dia emosi, kecewa, sakit, sedih, semuanya campur jadi satu. Agni menangis, “ARGGHH….. “ agni memengangi kepalanya.
“GUEE BENCI RIOO!! ELO TEGA SAMA GUE YOO!!!” teriak agni emosi.
Prangg….
Agni membanting figura foto dirinya berdua dengan rio. kaca figura itu telah pecah menjadi serpihan-serpihan, seperti halnya hati agni. Hatinya sudah hancur bagaikan kaca itu. Agni semakin mengeraskan tangisannya.
Tok tok tok…
“non agni? Non agni kenapa?” panik bik sum sambil menggedor-gedor pintu kamar agni.
“ARGHHH……” jerit agni.
Tok tok tok..
“non agni? Non agni? Buka pintunya non!!”
Bik sum segera berlari mengambil kunci cadangan. Setelah itu bik sum mencoba membuka pintu kamar agni. Tapi nihil, ternyata agni menguncinya dari dalam dan kuncinya tak ia lepaskan. Bik sum tak menyerah dia tetap menggedor-gedor pintu kamar agni dan masih memanggilnya.
Samar-samar bik sum mendengar bel berbunyi. Lalu bik sum segera berlari turun menuju ruang tamu.
Creek…
Bik sum membukakan pintu, terlihat seorang lelaki yang memakai baju putih dipadu dengan jaket merah dan bawahanya levis hitam.
“bik agninya ada?” tanya lelaki itu.
“ada!! Aden bisa bantuin bibik?” tanya bik sum masih panik
“eehh, boleh bik, bantuin apa?”
“non agni ngamuk den, ngurung diri dikamar” jelas bik sum
“apa?” kaget lelaki itu
“aden bantuin bibik bujuk non agni agar mau keluar dari kamarnya!”
“ayo bik!”
Bik sum mengantarkan lelaki itu menuju kamar agni. Lelaki itu tampak cemas.
Took took took…
“ag, agni? Ini gue ag, alvin..” alvin –lelaki itu- menggedor-gedor pintu kamar agni.
“bik, kunci cadangannya mana?” tanya alvin
“tetep ga bisa den…”
Alvin menarik nafas berat dan menghembuskannya, “biar aku dobrak bik!”
“iya den…”
Alvin mengambil ancang-ancang,, dan
BRAAKKK….
Pintu terjerembab, kamar agni sangat berantakkan. Semuannya berserakan dimana-mana. Alvin masuk kedalam, dia mencari sosok agni. Tapi nihil, agni tidak ada dikamarnya. Alvin mencari agni dibalkon kamarnya, tidak ada. Lalu alvin mencari agni dikamar mandi.
“AGNII..” kaget alvin
Agni tergeletak lemas dikamar mandi. Wajahnya pucat, dan badannya basah. Alvin berjongkok, menepuk-nepuk pipi agni mencoba menyadarkan agni. Tapi agni tetap tidak sadar.
Alvin membopong tubuh agni menuju ranjang. Lalu menggeletakkan tubuh agni.
“bik tolong ganti’in baju agni!” pinta alvin
“iya den!”
Alvin keluar dari kamar agni. Menunggu di depan pintu. Terpancar jelas raut kekhawatiran diwajahnya.
Alvin menghembuskan nafasnya berat, “gue ga nyangka kelakuan elo yo!” kata alvin
“dulu gue udah ngerelain agni buat elo! Tapi gue bener-bener ga nyangka elo bakalan selingkuh” lanjut alvin
Ckreekk…
Bik sum membuka pintu kamar agni.
“den.. emm…”
“alvin”
“eh, den alvin bibik sudah gantiin bajunya non agni” kata bik sum
“makasih ya bik”
“iya den, kalau aden mau lihat non agni silakan…”bik sum memberikan celah agar alvin bisa masuk kedalam kamar agni.
Alvin tersenyum. Lalu masuk kedalam kamar agni.
Alvin melihat tubuh agni yang terkapar lemah di ranjang. Alvin mendekati ranjang agni dan duduk di ranjang. Tangan kanan alvin mengelus-elus kening agni, sedangkan tangan kirinya menggenggam tangan kanan agni.
“andai elo tau ag,, gue udah suka sama elo udah daridulu…” kata alvin miris.
“tapi apa daya gue kalau lo ga suka sama gue!”
Alvin menghembuskan nafasnya berat, “gue pulang dulu ag! Lo jangan kayak gini lagi ag, gue sedih ngelihatnya..” kata alvin
Alvin mengelus-elus tangan agni dan mencium kening agni. Alvin berdiri, lalu berjalan keluar kamar agni.
+++++
@SMA Bunga Harapan
Agni berjalan melewati koridor sekolah. Tampilan agni sangat mengenaskan, matanya seperti mau keluar dari tempatnya, rambutnya sedikit acak-acakan, dan wajahnya kusut seperti belum disetrika saja.
“agnooyy….” Teriak seseorang.
Agni menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya.
“kok penampilan loe kayak gini ag?” tanya sivia sambil memutar mutar tubuh agni.
“biasa aja kali vi!!” kesal agni
“lo kenapa sih ag?” tanya sivia bingung
“gpp koq!”
“oohh yaudah kekelas bareng yuk…” ajak sivia
Agni hanya mengangguk. Mereka berduapun segera menuju kekelas.
“agniii….” Panggil seseorang
Agni dan sivia menoleh kearah sumber suara itu.
Agni membalikkan badan, dan meneruskan jalannya.
“agni tungguu..” orang itu masih mengejar agni.
Agni berhenti, “apa?” tanya agni ketus
“soal kemarin, aku bisa jelasin ag…”
“halah yo semuanya udah jelas, ga ada yang perlu diomongin lagi” jelas agni kepada orang itu, rio.
“tapi ag..”
“udah deh io, gue capek!” potong agni
“agni, dengerin penjelasan aku dulu…”
Agni menghembuskan nafasnya berat, “gue mau kita putus!”
“putus? ga, pokoknya kita ga boleh putus!”
Agni melengos, “pokoknya putus! itu kan yang lo pengen dari dulu?”
“ga agni, aku sama ify ga ada apa-apa…”
“halah ga usah ngelak deh yo!”
“beneran agni…”
“terus? Kenapa kemarin elo nyium cewek itu, masih perlu dijelasin lagi?” tanya agni
Rio diam, dia tak bisa menjawab pertanyaan agni.
“gak bisa jawab kan elo yo? Pokoknya kita sekarang PUTUS!”
Agni menarik tangan sivia untuk meninggalkan tempat ini menuju kelas.
Sivia masih bingung dengan kejadian yang baru dilihatnya tadi, dia sama sekali tidak mengerti akan masalah itu.
Sesampainnya di kelas, agni langsung menuju bangkunya. Tas ranselnya ia lemparkan begitu saja dimejanya. Agni masih sebel dengan kejadian tadi.
“ag, emangnya kamu ada masalah apa sih sama rio?” tanya sivia
“huh, ceritanya panjang vi”
“yaa apa? Certain dong!” suruh sivia
Agni menghembuskan nafasnya berat, “jadi gini…” agni menceritakan dari A sampai Z masalahnya dengan rio. sivia mengangguk-ngangguk dan terkadang merasa iba dengan masalah yang ditimpa agni.
“kurang ajar bener tuh rio! putusin aja ag! Jangna dikasih ampun!” pinta sivia menggebu-gebu.
“kan tadi udah gue putusin! Gue udah ga kuat lagi vi..” kata agni miris.
“yang sabar ya ag, pasti ada yang lebih baik kok dari rio”
Agni hanya mengangguk.
+++++
Pulang sekolah.
Agni dan sivia berjalan menuju gerbang. Di tengah jalan,,
“AGNI” panggil rio
Agni tidak menghiraukan panggilan rio.
“AGNI” panggil rio lagi
Agni masih tidak mengiraukan.
Rio menghadang agni. “agni, beri aku kesempatan kedua ag?” pinta rio
“gak!”
“ayolah agni, kasih aku kesempatan buat memperbaiki kesalahanku! Aku sadar sekarang ag,”
“kalau gak, ya enggak!”
“agni, pliess…” mohon rio.
“enggak…” agni tetap keuh-keuh dengan pendirinya.
“ayolah agni maafin aku…” rio menggenggam kedua tangan agni.
“udahlah io, kalau agni ga mau ya jangan dipaksa!” seseorang melepaskan genggaman tangan rio dari tangan agni.
“ga usah ikut campur deh lo vin” kata rio kepada orang itu, alvin.
“gue perlu ikut campur io!”
“emang apa urusan lo, ikut campur urusan gue?”
“karena gue suka sama agni, mau apa lo?” ooppss.. alvin keceplosan.
Rio, agni, dan sivia kaget mendengar pernyataan alvin yaahh.. terlalu jujur.
“apa? Sejak kapan? Ga tau agni cewek gue hah?”
“gue udah suka sama agni dari dulu! Sebelum elo jadian sama agni malahan. Agni cewek loe? Gak salah tuh, elo kan udah putus dari agni!” jelas alvin
“apa mau lo hah?” tanya rio tak terima
“mau gue, loe jauhin agni! jangan coba-coba deketin dia lagi!”
“kalau gue gak mau?”
“lo bakalan berurusan sama gue!”
“gue gak takut sama loe!”
“nantang gue lo?”
“stoopp bisa diem ga sih kalian berdua!” lerai agni
“tapi kan ag, nih alvin duluan yang nyari masalah” kata rio menunjuk alvin
“enak aja lo bilang, elo duluan tuh..” kata alvin tak mau kalah
“elo duluan!”
“elo duluan!”
“ihh… STOOPP gue kan udah bilang bisa diem ga sih kalian” kata agni
“rio gue mohon sama loe! Kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi, jadi pliess gak usah ngurusin hidup gue lagi. Sekarang kita udah PUTUS ngerti!” lanjut agni dengan penekanan pada kata ‘putus’.
“tapi ag…
“udah io, gue mohon jauhin gue! Gue pengen mulai hidup baru gue tanpa loe!”
Rio menghembuskan nafasnya berat, “oke kalau itu mau kamu ag, maaf kalau selama ini aku udah buat kamu kecewa”
Agni tersenyum, “iya, makasih ya rio loe udah bikin gue sedih akhir-akhir ini”
Rio tersenyum kecut, dan detik itu juga rio langsung menuju parkiran.
“ck, ck, ck, aduh agni masalah loe ribet bener yak!” kata sivia sambil menggelengkan kepalanya.
“eh vin, tadi beneran ya loe suka sama agni?” tanya sivia pada alvin.
“eh…” alvin mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“ciee… suit.. suit.. agni euy,,” sivia menoel dagu agni.
“ish.. apa’an sih loe vi!” kesal agni
“jujur deh, kamu suka gak sama alvin?” tanya sivia
“hah?”
Agni bingung mau menjawab apa.
“yaelah vin, yakinin agni dong! Elo mau ya di tolak sama agni?”
“e.. e.. enggak sih vi!” kata alvin gugup
“ciee… alvin ihh..” goda sivia
“ganggu aja sih lo vi!” umpat alvin
“jadi gue ganggu nih, oke gue pergi! Puas loe vin bisa berduaan sama agni! awas aja kalau udah jadian nggak ngasih gue PJ, gue gorok kalian berdua!” cerocos sivia
“apa’an sih elo vin” sangkal agni
“udah deh ag, aku pulang dulu! Sok atuh dilanjutin lagi acara jedar jedornya. Ati-ati vin agni ntar mati lagi elo tembak” sivia ketawa ngakak.
“dadahh.. good luck ya buat kalian berdua. And longlast ampe tua, hahahah…”
Sivia berlari meninggalkan agni dan alvin berdua. Hening, tak ada yang membuka pembicaraan. Alvin dan agni sepertinya tenggelam dengan pikiran mereka sendiri.
“ag, gue pengen ngomong sama loe!” alvin membuka pembicaraan
“emm… mau ngomong apa vin?” tanya agni kikuk
“ee.. ee.. gu.. gue.. guesukasamalo” kata alvin cepat
“hah? Kamu ngomong apa vin? Gak jelas”
Alvin menghembuskan nafasnya pelan, “gue suka sama lo ag, would you be my gril?”
Agni speechles,
“mau gak ag?” tanya alvin
Agni memejamkan matanya, mencoba mencari jawaban.
“maaf vin, bukannya gue nolak loe. Tapi gue masih belum ada perasaan apapun sama loe” kata agni berat
“oohh… maaf deh ag, kalau aku tiba-tiba aja nembak kamu kayak gini! Jadi, gak ada kesempatan buat gue ag?” alvin menundukkan wajahnya.
Agni tersenyum, “ada kok vin..”
Alvin mengangkat wajahnya, menatap wajah agni. lalu alvin membalas senyuman agni, “beneran ag?” tanya alvin
Agni mengangguk, lalu mendekatkan wajahnya kearah alvin.
Alvin jadi salting sendiri ketika wajah agni mulai mendekat ke wajahnya.
“tapi, taklukin hati gue dulu” bisik agni.
Agni lalu meninggalkan alvin yang masih terbengong-bengong. Lalu senyumpun merekah di wajah alvin.
“gue bakalan taklukin hati loe ag..” teriak alvin
Agni yang mendengar pun menoleh kearah alvin dan tersenyum, lalu melanjutkan lagi langkahnya.
Alvin pun berlari mengejar agni yang mulai menjauh.
^THE_END^
ini masih amatiran loh, hehe :D




0 komentar:
Posting Komentar