Minggu, 11 September 2011

Kamulah Satu-Satunya (FanFict IdolaCilik)

Kamulah satu-satunya
Yang ternyata mengerti aku
Maafkan aku selama ini
Yang sedikit melupakanmu
*
Mentari pagi menampakkan cahayanya. Seakan tersenyum kepada  seluruh makhluk hidup di dunia ini. Embun pagi pun masih terlihat di pucuk-pucuk daun. Dan kicauan burung yang menambah maraknya suasana pagi ini. Bunga-bungapun tak ingin kalah, mereka memekarkan kelopaknya demi menyambut pagi hari yang cerah ini.
Berbeda dengan gadis cantik berdagu tirus ini. Dia tampak muram. Padahal suasana pagi ini sangatlah indah bila dilihat. Dia memikirkan sesuatu yang membuatnya galau di pagi ini. Meski, jam sudah menunjukkan pukul 06.30. gadis cantik ini masih melamun di tepi ranjangnya.
Dug… dug… dug…
“IPONGG !! LOE LIAT GA SIH SEKARANG JAM BERAPA!!” teriak seseorang sembari menggedor-gedor pintu kamar gadis itu keras.
Gadis itu mendengus kesal. Selalu aja berisik kayak gini!! Batinnya kesal. Dengan malas gadis itu berdiri kemudian membuka pintu kamarnya.
“kenapa?” tanya gadis itu sebal setelah membuka pintu kamarnya.
Seseorang yang-tadi menggedor-gedor pintu kamar gadis itu keras-berada di depan gadis itu menatapnya kesal. Lalu melirik jam tangan yang berada di tangan kanannya. “eh Fy, loe liat jam deh sekarang!!” serunya. Wajahnya masih terlihat kesal dengan ekspresi gadis itu yang-ternyata-bernama Ify biasa-biasa aja. Seperti tidak mempunya salah apapun.
Ify masuk kedalam kamarnya lagi. Menatap jam dinding berbentuk hello kitty pink kesukaannya. Ify terperanjat kaget, tak menyangka sekarang sudah jam 06.40. pantas aja nih kacung marah, batinnya. “udah!” ucap Ify santai.
“terus kenapa loe gak cepet-cepet hah?” tanyanya.
“ya ampun Alvin kacungku sayang. Sabar sedikit kenapa sih! Gitu aja kok susah” kata Ify, lalu kembali masuk ke kamarnya-lagi-untuk mengambil tasnya. Kemudian Ify keluar kamar dengan tas selempang yang sudah nempel di tubuhnya.
Alvin-seseorang yang ada di depan pintu kamar Ify-mencibir, “udah deh, emang susah kalau ngomong sama loe! Udah deh, kita telat kalau debat mulu kayak gini” Alvin menyudahi pertengkaran dirinya dengan Ify yang-dia yakin-tidak akan pernah selesai. Lalu menarik tangan kanan Ify dengan tangan kirinya.
Ify yang tangannya jadi korban penarikan paksa Alvin meronta ingin tangannnya dilepaskan. Tapi genggaman tangan Alvin sangatlah erat, jadi susah untuk Ify melepaskan genggaman tangan Alvin.
Di depan rumah Ify. sudah terparkir motor Alvin yang masih terdiam manis menunggu majikkannya mengemudinya. Alvin segera menaiki motornya dan menstaternya. Lalu Alvin menyerahkan helm kepada Ify. Ify menerimanya, kemudian segera menaiki motor Alvin. Dan motor Alvin pun melesat cepat ke arah sekolah mereka.
*
Ify asik mengaduk-aduk mangkuknya yang berisi bakso yang baru saja ia pesan. Dia melamun. Pikirannya terbang ke kejadian lalu yang membuatnya jadi seperti ini.
FlashBack On
Ify tengah berjalan ke mall sendirian. Sekedar untuk menghilangkan kepenatannya dirumah. Sebenarnnya dia mau mengajak Alvin-yang rumahnya di sampiung rumah Ify-untuk menemaninya. Tapi alvin lebih asik berkencan dengan VCD PS yang baru kemarin dia beli. Hik’s, kayak orang lontang-lantung nih gue! Batin Ify sedih.
Ify memutuskan untuk ke tempat aksesoris. Di sana Ify memilih-milih bando yang cocok untuk dirinya. Memang dia suka memakai bando untuk mempercantik mahkotannya itu. Ketika Ify asik memilih bando, dia mengalihkan pandangannya ke seleruh ruangan toko aksesoris ini. Mata Ify menyipit, tidak menyangkan aka nada pemandangan seperti ini dihadapannya. Seorang yang saat ini dia sukai sedang berduan dengan gadis lain. Okelah, Ify tidak berhak melarang Rio-orang yang Ify cintai-untuk berjalan dengan gadis lain. Memang siapa dirinya?
Tak terasa mata Ify memanas. Dia hampir menumpahkan air bah yang ditampung dalam tanggul yang hampir roboh ini. Ify memejamkan mata, mencoba membangun pertahanannya. Kemudian dia cepat-cepat meninggalkan toko aksesoris itu sebelum air matanya tumpah. Lalu berjalan keluar mall dengan langkah panjang.
FlashBack Off
Ify menghela nafas, tak seharusnya dia seperti ini. Ify sadar, mungkin dirinya tak pernah di anggap oleh Rio. rio hanya menganggapnya sebagai tembok yang tak penting untuk diperhatikan. Di tanya sedih? Pastinya Ify merasakan itu. Tapi entahlah, mungkin dia memang tak diuntukkan dengan Rio.
“Woii.. neglamun aja!!” teriak seseorang tepat di telinga Ify.
Ify terperanjat. Dia kaget sekali. Ify mengelus-ngelus dadanya yang saat itu juga akan pergi dari tempatnya. Tapi ditahan oleh sang pemilik. “eh gila ya loe Vin kira-kira dong kalau mau ngagetin orang!!” sunggut Ify.
Yang ngagetin hanya cengengesan gak jelas di belakang Ify. kemudian Alvin duduk bersebrangan dengan Ify. lalu menyerobot es jeruk Ify dan menyeruputnya hingga tinggal seperempatnya.
Ify melebarkan matanya, “eh gila ya lo Vin, gue tau yang beli nih minum. Seenak dengkul lo minum nyampe tinggak segini. Ganti gak!!”
“gakk mauu….” Alvin menjulurkan lidahnya.
“iihhh… kodok jelek, gue tendang lo ke habitat lo sekarang juga. Tau rasa lo!” gerutu Ify sambil memasang wajah cemberut.
“habitat gue? Dimana?” tanya Alvin.
“di empang atau di got gitu. Lo kan kodok pin!!” kata Ify lalu tertawa terbahak-bahak.
“sialan lo Pongg!!” sunggut Alvin.
Ify tertawa melihat wajah alvin yang di tekuk seperti anak umur 5 tahun minta dibeliin balon.
*
Pulang sekolah, terpaksa Ify harus pulang naik angkot. Sang ojek gratisnya masih ada rapat OSIS. Ify bisa saja menunggu. Tapi siapa mau menunggu rapat yang selesainya jam 4 sore? Mending dirumah nonton kartun, film, tidur siang dan kegiatan lainnya yang lebih mengasikkan daripada nungguin satu orang sendirian. Mati hiburan deh lo!
Ify berjalan menuju gerbang sekolah. dia sengaja pulang agak telat untuk menghindari antrian sembako yangmenyesakkan. Ify celingak-celinguk mencari angkot atau bus yang lewat dihadapannya. Sebenarnya Ify mau menunggu di halte. Tapi dia malas untuk berjalan ke halte yang jaraknya hanya 400 meter dari tempatnya berdiri. Tak sengaja Ify melihat Rio menaiki motornya yang gede itu. Dia menstaternya dan menjalankan motornya perlahan.
Ify bingung melihat Rio memakirkan motornya di samping dia berdiri. Rio tersenyum manis kearah Ify. ify salting banget, wajahnya blushing. Lalu ify menoleh kebelakangnya, memastikan orang yang sekarang ada di depannya melihat dirinya atau orang lain yang kebetulan ada di belakang Ify. tak ada seorangpun. Ify tambah bingung dengan sosok di hadapannya ini.
“haii.. Ify…” sapanya dengan senyum manis.
Ify speechless, dia tak menyangka bahwa Rio tau namanya.
“ehh.. hai Rio” sapa Ify balik.
“gak bareng Alvin?” tanyanya.
Ify menggeleng, “Alvin ada rapat OSIS. Selesainya jam 4 sore”
Rio mengangguk tanda mengerti, “mau bareng gue?” tawarnya.
Ify melongo dengan perkataan yang baru saja ia dengar. Apakah ini benar? Ataukah ini hanya mimpi belaka! Sekelebat pertannyaan itu muncul di benak Ify. tak yakin dengan kata-kata yang baru saja masuk ke gendang telinganya.
“Fy, Ify.. lo mau nggak?” tanya Rio-lagi-.
“eh..emm… yaudah deh Yo!” ify tersadar dari lamunanya. Kemudian mengekor di belakang Rio yang sekarang menaiki motornya. Ify pun mengikuti tindakan Rio tadi.
*
Hari demi hari Ify semakin dekat dengan Rio. Dia jadi sering pergi berdua dengan Rio. Alvin yang menyadari kedekatan keduanya merasa sangat kehilangan Ify. bagaimana tidak? Ify semakin menjauh darinya, Ify juga berubah tak seperti Ify yang dikenalnya dulu. Saat berangkat sekolah Ify lebih memilih bareng Rio daripada Alvin. Alvin-sebagai sahabatnya-merasa Ify sudah tak memperdulikannya lagi. Sampai terlintas dibenak Alvin, bahwa Ify sudah tak menganggapnya sahabat lagi. Segera Alvin menyangkal apa yang berkelebat dibenaknya. Dia harus percaya dengan Ify. meskipun Ify mulai menjauhi dirinya.
Alvin berjalan di koridor sekolah sendirian. Biasanya saat-saat seperti ini dia berjalan beriringan dengan Ify. tapi Ify sekarang berubah. Dia lebih mementingkan Rio-orang yang dia suka-daripada Alvin. Alvin tak mau bikin pusing mikirin itu semua.
Di tengah jalan, Alvin mendapati Ify dan Rio tengah bercanda bersama di salah satu bangku di taman. Dada Alvin sesak melihat keduanya. Alvin menghela nafas, “mungkin ini takdir gue” gumannya. Lalu pergi kearah berlawanan dengan bangku yang diduduki Ify dan Rio.
Ify dan Rio asik bercanda bersama. Rio menyisihkan sejumput rambut Ify. ify mendongak menatap wajah Rio yang lebih tinggi darinya. Rio tersenyum manis, “Fy, gue cinta sama lo. Loe mau gak jadi cewek gue?”
Ify speechless, tak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Rio. “hah? Apa Yo? Bisa diulangin gak!?” Ify takut bila dia salah mendengar apa yang dikatakan Rio.
Rio tersenyum lalu mengangguk, “Ify Would you be my gril?”
Ify membalas senyuman Rio, “I would” kata Ify mantap.
Kemudian Rio memeluk Ify. “makasih ya Fy.” Ify mengangguk.
*
Sekolah sudah mulai sepi. Alvin baru saja selesai rapat OSIS. Lalu Alvin berjalan kearah parkiran sekolah. Di tengah jalan, Alvin mendengar suara-kurang lebih-tiga orang di belakang pohon besar dekat parkiran sekolah. sekolah sudah mulai sepi, Alvin mendekati pohon besar itu. Dia mengumpat di tembok pos satpam-yang dekat dengan pohon itu-untuk menguping pembicaraan mereka. Alvin melihat ada Rio diantara tiga orang yang ada disana.
Alvin menajamkan pendengarannya. Samar-samar dia mendengar Rio menagih sesuatu dari kedua orang yang berhadapan dengan Rio.
“mana uangnya?” tagih Rio
Orang yang memakai kacamata memberikan amplop kepada Rio, “nih ambil. Hebat bener lo Yo bisa ngedapetin si Ify!”
“yaiyalah Rio gitu, jangan panggil gue MARIO STEVANO ADITYA HALING kalau gue gak bisa naklukin hati semua cewek!!” kata Rio sombong.
“okelah Bro, kita berdua cabut dulu ya. Langsung putusin aja noh si Ify. kasian dia!” seru seorang yang memakai behel.
“gue belum puas ngerjain dia. So, gue mau seneng-seneng dulu sama mainan baru gue!” kata Rio dengan senyum setannya.
Kemudian Rio cabut dengan motor yang baru saja dia ambil dari parkiran.
Alvin menghela nafas, “jadi ini kedok Rio. gue gak bisa ngebiarin Rio makin nyakitin Ify.” alvin mengambil motornya-yang sempat tertunda-kemudian menstaternya dan Alvin pun hilang di anatara kendaraan yang berlalu-lalang di jalan.
*
“Fy gue mau bilang sesuatu sama lo!” kata Alvin
“bilang apa?” Ify memainkan kakinya di kolam renang rumah Ify.
Alvin menghela nafas, “Fy, Rio itu Cuma mainin lo Fy!”
Ify menatap wajah Alvin, “hah? Gue gak percaya”
Alvin menghela nafas-lagi-, “Fy, sekarang lo harus percaya sama gue Fy!” tegas Alvin.
Ify menggelengkan kepalanya, “GAK!”
“Fy…
“GAK VIN!!” ify menyela perkataan Alvin.
“lo harus percaya sama gue Fy”
“Gak ya Gak!!” Ify masih keuh-keuh
Alvin menghela nafas, “ayo ikut gue! Gue akan buktiin kalau omongan gue bener Fy!” Alvin menarik paksa tangan Ify. lalu Alvin menaiki motornya dan Ify pun terpaksa ikut menaiki motor Alvin. Kemudian Alvin langsung tancap gas kearah yang sudah tidak asing lagi oleh Ify. Rumah RIO!!
Tokk..tok..tok..
Alvin mengetuk pintu rumah Rio keras. Kemudian pintu pun terbuka, tampak-yang tak lain adalah-Rio bingung mendapati Alvin dan Ify berada di depan rumahnya.
“kenapa?” tanya Rio.
“heh, jujur gak lo sama Ify! kalau elo udah mainin Ify!!” kata Alvin sembari menarik kerah kemeja Rio.
Rio menyingkirkan tangan Alvin dari kerahnya, “heh, lo jangan asal fitnah dong!!” kata Rio tak terima.
“halah MUNA lo Yo. Lo bisanya Cuma acting doang!” Alvin mendorong tubuh Rio sehingga mengenai pintu.
“hei sopan sedikit napa sih lo? Ini tuh rumah gue!”
Alvin mencibir, “gue gak peduli sebelum lo ngakuin kesalahan lo!”
“gue udah ngakuin kalau gue gak ngapa-ngapain Ify!” tegas Rio.
“alahh BULSITT lo!”
BUGHH
Satu bogem mentah mendarat di pelipis Rio. ify yang sedari tadi hanya diam saja harus turun tangan.
“Vin lo kenapa sih?” tanya Ify kemudian dia membantu Rio yang sempat terjatuh untuk berdiri.
“Fy dia itu udah mainin lo! Dia udah bikin lo jadi taruhan sama temen-temennya!”
“apa buktinya Vin?” tanya Ify kesal.
“ada kok, kalau DIA mau ngaku!” Alvin mendorong tubuh Rio lagi.
“STOOPP Vin, udah gue gak percaya sama lo lagi.” Tegas Ify
Alvin tetap keuh-keuh untuk membuktikan kalau Rio itu bersalah. Alvin pun menonjok perut Rio karena kesalnya. Rio pun terkulai lemah di teras rumahnya. Alvin makin gencar memukuli Rio. ify pun sudah memaksa Alvin untuk berhenti melakukan tindakan senonohnya ini. Tapi Alvin tetap pada pendiriannya.
Rio sudah tidak tahan lagi, “Stopp Vin!” pintanya lalu Rio berdiri dibantu oleh Ify yang tengah terisak. “oke gue ngaku!” kata Rio. Alvin mengangguk.
“Fy gue jujur sama lo kalau kata-kata Alvin tentang gue tuh bener! Maaf kalau gue udah mainin hati lo. Gue minta maaf.”
PLAAKK
Ify menampar Rio keras. “gue gak nyangka lo lakuin ini semua buat gue Yo!”Ify menarik tangan Alvin untuksegera pergi dari rumah Rio. Alvin pun menurutinya.
Alvin memberhentikan laju motornya di sebuah danau. Kemudian Alvin dan Ify duduk di bangku besi yang ada didekat danau.
Ify masih terisak. Alvin menghapus air mata Ify dengan kedua ibujarinya.
“Fy, udah ya..” hibur Alvin
“maaf Vin, gue udah gak percaya sama lo!”
Alvin mengangguk, “iya gpp kok Fy, gue ngelakuin ini semua karena gue sayang sama lo”
Ify menatap Alvin, “beneran?”
Alvin mengangguk. Ify pun memeluk Alvin erat “gue juga!”


^END^

0 komentar:

Posting Komentar